Bismillah,
Negara kita biasa ditimpa musibah. Tapi kali ini saya merasa kehilangan yang paling dalam pada 53 awak KRI Nanggala 402, pasukan TNI AL kebanggaan kami. Berita mengenai bencana tenggelamnya kapal selam ini saya ikuti setiap saat, mulai dari televisi, youtube maupun search di google.
Anak mengurung ayahnya
Sebelumnya saya merasa teriris iris hati karena menyaksikan video di mana anak seorang prajurit TNI AL yang berangkat itu menyandra bapaknya agar tidak berangkat tugas. Divediokan ibunya anak itu beberapa kali menyandra agar ayahnya tidak pergi.
Dengan menipu anak itu bahwa ayahnya mau kencing, baru anak itu melepaskan ayahnya dari kurungannya. Sungguh video itu membuat hati saya terasa pilu dan mata berkaca-kaca. Apalagi kapal selam KRI Nanggala 402 dinyatakan resmi hilang kontak. Dari kejadian itu kMi mengenal istilah submiss, yang berakhir dengan subsunk.
Kapal itu sudah tua
Ketika saya mencari tahu umur kapal itu maka dari berita antara saya dapat gambar yang mencengangkan saya. Ternyata kapal itu sudah berumur 69 tahun. Untuk manusia, umur selama itu sudah dianggap sepuh. Apalagi kapal laut.
Jika kita mau jujur umur kapal setua itu mungkin sudah wajib dipensiunkan. Apalagi umur pensiun seorang PNS/ASN berkisar antara 56 hingga 65 tahun. Untuk kapal selam saya tidak tahu berapa umur yang paling ideal. Sampai sekarang umur untuk pensiunnya tidak diketahui.Â
Kejadian di bulan ramadhan
Kejadian tenggelamnya kapal KRI Nanggala 402 pada bulan ramadhan mempunyai makna yanh strategis.
Pertama, meninggalnya 53 prajurit terbaik TNI dalam tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 terjadi pada bulan ramadhan. Bulan ini adalah bulan suci, penuh ampunan dan pahala digandakan 70 kali lipat. Ini berarti bahwa para awak akan memperoleh pahala yang berlipat-lipat dari Allah dari pekerjaan yang mereka lakukan. Â