Bismillah,
Adalah teman saya sesama pengajar meminta penulis untuk jadi khotib di masjid mereka di Jaka baring Palembang. Penulis pun menyanggupi. Tapi sempat lupa karena kesibukan.Â
Tapi jelang hari H yang bersangkutan mrngingatkan lagi. Karena itu penulis membuat persiapan. Seperti biasa penulis membuat persiapan. Penulis menyiapkan naskah khotbah. Tapi kali ini semua berjalan menurut skenario Allah.
Penulis mengungkapkan pentingnya membawa amalan ramadhan keluar ramadhan. Kenapa? Karena selama ramadahan pengurus masjid dengan "pede" menyampaikan rangkaian acara selama ramadhan. Selama itu pula maka jumlah orang baik, orang taat menjadi maksimal, masjid penuh, tadarus ada di mana, semua orang tak emosional, semua orang baik, semua orang pemjaaf, semua orang lapang dada.Â
Ada yang menangis
Penulis mengingatkan para jemaah bahwa di masjid-masjid lain ada bisikan kesedihan dari masjid-masjid bahwa mereka sehabis ramadhan akan sepi lagi, tadarus tak lagi, orang baik sedikit, orang jujur berkurang, orang taat berkurang.. itulah bunyi tangisan masjid..
Tangisan berikutnya adalah tangisan ibu kita. Ibu kita sering menangis diam-diam karena kita bentak, kita tak jenguk, kita tak pedulikan.Â
Penulis mengingatkan audiens para jemaah bahwa penulis waktu sebagai khotib juga manusia tak luput dari salah dan khilaf. Tapi dengan semangat hijrah penulis ingin mengajak ke arah ke tempat yang baik, ke tempat yang istiqomah, ke tempat yang lebih baik.
Anak durhaka