Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Nabi Musa Diutus untuk Menyelamatkan Bani Israil

1 April 2023   20:10 Diperbarui: 1 April 2023   20:16 8407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Kisah Firaun, Qarun, dan Haman disebutkan di dalam Alquran sebagai contoh-contoh orang yang sombong dan durhaka terhadap Allah. Firaun adalah raja Mesir pada masa Nabi Musa AS, sedangkan Qarun dan Haman adalah pembesar di kerajaan Firaun.

Firaun dikenal sebagai musuh besar Nabi Musa AS, yang diutus oleh Allah untuk membebaskan kaum Bani Israel dari perbudakan di Mesir. Firaun menolak permintaan Nabi Musa AS untuk membebaskan kaum Bani Israel dan bahkan mengklaim sebagai tuhan yang paling tinggi. Akibatnya, Firaun dan pasukannya ditenggelamkan oleh Allah ketika mereka mengejar Bani Israel yang berhasil melarikan diri dari Mesir melalui Laut Merah.

Qarun, di sisi lain, adalah orang kaya yang sombong dan angkuh. Dia menganggap kekayaannya sebagai hasil usahanya sendiri dan tidak bersyukur kepada Allah. Allah menghancurkan rumahnya dan menenggelamkannya bersama-sama dengan harta bendanya yang banyak.

Sedangkan Haman adalah penasihat Firaun yang bersama-sama dengan Firaun berusaha untuk memusnahkan kaum Bani Israel. Allah memperingatkan Firaun tentang akibat dari perbuatannya, dan akhirnya Haman dan pasukannya dihancurkan oleh Allah.

Kisah-kisah ini diambil dari Al-Quran surat Al-Qashash ayat 76-83 tentang kisah Firaun dan Nabi Musa AS, surat Al-Qasas ayat 76-82 tentang kisah Qarun, dan surat Al-Mu'min ayat 38-40 tentang kisah Haman. Kisah-kisah ini memberikan pelajaran tentang bahaya kesombongan dan keangkuhan, serta pentingnya bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya.

Selain itu, kisah-kisah ini juga menunjukkan bahwa Allah akan menolong hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertawakkal kepada-Nya. Nabi Musa AS dan kaum Bani Israel, meskipun berada dalam keadaan yang sulit dan terjepit oleh pasukan Firaun, tetap beriman kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya. Akhirnya, Allah membebaskan mereka dari perbudakan dan memberikan kemenangan atas musuh-musuh mereka.

Kisah Firaun, Qarun, dan Haman juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hati dan menjauhi sifat sombong dan durhaka. Kekayaan, kekuasaan, dan jabatan yang dimiliki di dunia ini tidak akan membawa manfaat apapun jika tidak diiringi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan menghindari sifat-sifat buruk yang dapat memisahkan kita dari rahmat Allah.

Dalam Al-Quran, Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubah nasibnya sendiri" (Ar-Ra'd: 11). Oleh karena itu, untuk mendapatkan keberkahan dan kemuliaan di dunia dan akhirat, kita harus memperbaiki diri dan berusaha untuk meraih keridhaan Allah.

Kisah-kisah ini juga menunjukkan bahwa kekuasaan, kekayaan, dan pengaruh di dunia ini hanyalah sementara dan akan hilang pada akhirnya. Apapun yang kita miliki di dunia ini hanya titipan dari Allah dan harus digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab. Sifat sombong dan angkuh hanya akan membuat kita lupa akan hakikat kehidupan yang sebenarnya dan akan mengalihkan perhatian kita dari tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu beribadah kepada Allah.

Dalam kisah Firaun, Qarun, dan Haman, Allah menunjukkan bahwa kekuasaan, kekayaan, dan pengaruh tidak dapat membawa kebahagiaan dan kedamaian sejati. Hanya dengan taqwa dan kepatuhan kepada Allah, kita dapat mencapai kebahagiaan dan keberkahan yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Selain itu, kisah-kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya berusaha dan bekerja keras untuk meraih keberhasilan di dunia dan akhirat. Nabi Musa AS dan kaum Bani Israel tidak hanya berdoa dan berharap, tetapi juga berusaha untuk membebaskan diri dari perbudakan dan mendapatkan kebebasan yang mereka inginkan. Hal ini menunjukkan bahwa doa dan usaha harus berjalan sejalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam Al-Quran, Allah juga mengajarkan kita untuk selalu menghadapkan diri kepada-Nya dalam segala urusan kita. Allah berfirman, "Dan (ingatlah) apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Hendaklah mereka memenuhi (segala perintah-Ku) dan beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" (Al-Baqarah: 186).

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berdoa, berusaha, dan menjaga hati agar selalu berada di jalan yang diridhai Allah. Dengan demikian, kita dapat mencapai keberhasilan dan kebahagiaan yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Musa Hadir untuk menyelamatkan bani israil

Benar, Nabi Musa AS diutus oleh Allah SWT untuk menyelamatkan kaum Bani Israel dari perbudakan yang dilakukan oleh Firaun dan pasukannya. Nabi Musa AS juga menghadapi tantangan dari Qarun yang sombong dan kaya raya serta Haman yang merupakan salah satu penasihat Firaun yang kejam dan jahat.

Allah SWT memilih Nabi Musa AS sebagai rasul-Nya dan memberinya kekuatan dan kebijaksanaan untuk memimpin kaum Bani Israel keluar dari perbudakan dan menghadapi musuh-musuh mereka. Nabi Musa AS juga diberi mukjizat oleh Allah seperti tongkatnya yang bisa berubah menjadi ular dan mengeluarkan air dari batu.

Dalam perjalanan mereka menuju ke tanah yang dijanjikan oleh Allah, Nabi Musa AS dan kaum Bani Israel menghadapi banyak cobaan dan tantangan. Namun, mereka selalu bertawakkal kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya. Akhirnya, Allah SWT memberikan kemenangan atas musuh-musuh mereka dan membimbing mereka menuju kebenaran.

Kisah Nabi Musa AS dan kaum Bani Israel juga mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan keberanian dalam menghadapi cobaan dan tantangan dalam hidup. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, "Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia, dan kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" (Qaf: 16). Oleh karena itu, selalu berpegang teguh pada iman dan taqwa kepada Allah, serta selalu berusaha untuk memperbaiki diri, adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup ini.

Selamat berpuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun