Bismillah,
Perjalanan abadi itu sudah kta jalani. Ketika kita dilahirkan ibu kita. Kita disusukannya, kita dibesarkannya, kita dilindunginya dari panas dan dingin, dari gigitan binatang kecil dan besar. Sementara itu ayah kita mencari rezeki untuk makan kita, sandang kita, papan unyuk berteduh dan untuk menyekolahkan kita. Paman dan bibi pula membantu membuat "peer" kita. Pada kali lain kakek dan nenek menarasikan cerita orang-oranh soleh, cerita yang menginspirasi kita.
Sekolah
Ketika kita dikirim oleh ayah dan ibu kita ke sekolah maka kita sudah memulai menyiapkan diri berbagai keperluan untuk menjalanan jauh. Dari guru-guru, kita diberitahu dasar perjalan abadi yakni iman dan yakin kepada Allah. Kita juga diberitahu oleh guru-guru bahwa dunia hanyalah sementara, tempat kita mempersiapkan perjalan abadi itu.
Dari guru kita tahu mana yang halal mana yang haram, mana yang baik mana yang tidak baik.Â
Quran dan Hadist
Suluh yang lengkap dan komprehensif sudah Allah tentang perjalanan abadi itu di dalam alquran dan hadist. Allah ingin pada kita agar dalam menjalani perjalanan abadi itu dengan pakaian taqwa. Setiap jumaat jika kita datang ke masjid untuk solat jumaat apakah imam, khotib, muazin atau hanya sebagai jemaah maka siaplah untuk menerima nasehat dari Allah melalui khotib. Salah satu nasehatbya adalah "jangan kamu mati levuali kamu dalam keadaan muslim" Â Apa itu muslim? Itu adalah ketundukan seorang hamba sesuai dengan maunya Allah, pencipta kita.
Godaan perjalanan
Perjalanan abadi seorang anak Adam menuju Allah tidak pernah lepas dari godaan syaithan yang jumlahnya sangat banyak. Sampai hari kiamat akan ada 70 ribu pasukan iblis menggoda anak Adam agar lalai, agar mengikuti mereka ke neraka. Maka beruntunglah mereka yang selalu menyiapkan bekal yakni iman yang benar, iman yang kokoh, amal yang soleh, selalu membantu agama Allah, selalu berada di jalan Allah, selalu menyiapkan amal jariyah dan menghindarkan dosa-dosa. Jika dia salah dan tersesat dia segera meminta ampun dan bertaubat kepada Allah.
Semoga kita semua masuk surganya Allah swt.
Palembang, syakban 1444 H
Alfakir
SUPLI EFFENDI RAHIM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H