Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Drs Ngatidjo di Mata Murid-muridnya SMAN 1 Bengkulu Selatan

26 Januari 2023   08:28 Diperbarui: 26 Januari 2023   09:57 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Tanpa mengecil peran para guru kami yang lain di SMAN 1 Bengkulu Selatan, kali ini kami ingin memaparkan ingatan, jasa, kenangam, kekaguman kami pada seorang guru. Guru itu bernama Drs Ngatidjo. Guru Ilmu Ukur dan Aljabar. Guru Matematika. Berikut kami melaporkan apa saja yang dikemukakan oleh para murid-murid beliau mulai dari Chan Basarudin di Jakarta, Supli Effendi Rahim di Palembang, Indra di Bengkulu dan Maryati di Lampung.

Di mata Prof Chan

Pak Ngatijo adalah sosok pendidik yang sesungguhnya, selaku guru yang layak untuk digugu dan ditiru. Fondasi yang beliau berikan saat SMA sangatlah kokoh sehingga memudahkan saya untuk menyelesaikan pendidikan sarjana matematika di UGM. Beliau mengajari saya konsep, bukan rumus. Beliau menanamkan nilai-nilai (values) bukan aturan. Beliau mentransfer prinsip (principles), bukan hanya pengetahuan.

Saya mendedikasikan disertasi saya untuk beliau, dengan menulis "To Bapak Ngatidjo, my great maths teacher at SMAN I Manna, on whose shoulder I stand, on whose feet I sit". Pada naskah orasi pengukuhan saya sebagai Guru Besar di UI, saya juga menyebut beliau sebagai inspirator saya selaku pendidik.

Sekitar tahun 2015, saya sempat mampir ke rumah beliau. Saya diajak makan bersama di rumah beliau, yang tentu saja tidak mungkin saya menolaknya. Perbincangan saat di meja makan membawa kami bernostalgia ke era tahun 80an. Menanam cengkeh di kebun, panen padi di sawah, dan main scrabble bersama di malam akhir pekan di rumah beliau.

 Suatu kenangan yang indah dengan seorang guru yang telah melakukan tugas jauh melampaui kewajiban seorang guru. Semoga Allah SWT melapangkan kubur alm dan menerima alm di tempat termulia di sisi NYA. Lahu Al-Fateha.

Di mata Prof Supli

Pak Ngatidjo bagi saya sangat berjasa.  Beliau memanggil saya dan orangtua setelah tamat sekolah sebelum pembagian ijazah.  Pak Nga meminta ayah saya untuk menyekolahkan saya ke perguruan tinggi walau uang terbatas.  nanti akan ada jalan, katanya suatu hari.. Saya menemui beliau ketika pulang ke Manna tahun 2015 kalau tidak salah.  Beliau sudah duda. Kami makan lontong di dekat tanah lapang Merdeka Manna.

Di mata Auditor Refni Rivai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun