Bismillah,
Pembaca dan penulis punya hati, punya perasaan, punya pengalaman. Mengapa? Sering kali kita berbuat baik tetapi di balas ketidak-enakan. Cacian, hinaan. Mestinya kita sadar bahwa kita mesti ikhlas. Iya. Karena dunia ini bukan tempat pembalasan. Tetapi tempat beramal. Jika kita ingin balasan terhadap kebaikan kita maka bukan tempatnya di dunia ini. Nanti di akhirat. Merugilah jika kita mengharapkan balasan kebaikan di dunia ini. Allah swt pernah berfirman dalam QS Arrahman ayat 60. Tulisan ini mengupas tentang balasan kebaikan.
Allah Maha Baik
Jika kita berbuat baik sekecil sawi baik di langit maupun di bumi maka kita mesti yakin bahwa Allah mengetahui kebaikan itu. Sebaliknya jika kita berbuat keburukan sebesar hiji sawi di langit atau di bumi Allah mengetahuinya. Maka yang kita perlukan di sini adalah keyakinan bahwa Allah Maha Baik. Itu sebabnya Allah berfirman bahwa balasan kebaikan itu adalah kebaikan sebagaimana tercantum.di Alquran surat Arrahman ayat 60.
Ada hal yang menarik tentang ayat 60 pada surat Arrahman iru. Apa itu? Bahwa Allah mengatakan bahwa "bukankah balasan dari kebaikan itu adalah kebaikan?". Ayat ini diletakkan Allah pada waktu dan tempat sesudah dan sedang mengatakan atau menceritakan tentang surga. Ini berarti bahwa kebaikan itu bisa saja Allah balas di dunia tetapi bisa saja Allah balas di akhirat.
Jika dibalas di dunia hati-hati. Mengapa? Bisa saja  itu menjadi penyebab kita jadi sombong atau tidak ikhlas. Mengapa? Karena manusia itu lemah. Ketika dibalas manusia jadi sombong sebagaimana Qorun jadi sombong. Ini karena Qorun meminta kepada nabi Musa agar mendoakannya kepada Allah untuk jadi kaya. Tetapi dalam kenyataannya Qorun jadi sombong. Ketika diminta bayar zakat Qorun menolak. Dia berkata bahwa dia jadi kaya karena kerja keras dia dan ilmunya.
Dijamin Allah
Banyak  jaminan Allah tentang pembalasan kwbaikan dan pemlasan kwburukan dalam alquran. Oleh karena itu jangan pernah berkecil hati kepada manusia yang terkadang tak mengenakkan hati kita. Jangankan mau berbhat baik kepada kita bahkan dia menjelekkan kita atau bahkan menghina kita. Sebagai mana terjadi pada diri rasulullah. Rasulullah memberi makan orang yahudi buta. Dia haluskan dengan sehalus-halusnya sehingga makanan itu enak dimulut.Â
Pada saat yang bersamaan si Yahusi itu menghina nabi Muhammad. Kau janganlah ikut Muhammad itu. Dia itu orang gila. Baguslah seperti diri kamu ini. Tidak banyak omong atau bicara. Yahudi itu tak menyadari bahwa yang memberinya makan itu adalah nabi Muhammad yang dimaki dan dihinanya itu. Waktu nabi Muahmmaad wafat Abu Bakar bertanya kepada Aisyah ummul Mukminin.
Wahai Aisyah apa saja kebiasaan nabi yang harus aku lakukan? Kata Aisyah: "Itu memberi makan orang Yahudi Fulan bin Fulan namanya". Abu Bakar bergegas menemui Yahudi itu tapi cara Abu Bakar tak sama dengan nabi. Abu Bakar mencoba meyakinkan Yahudi bahwa dia adalah orang yang memberinya makan. Yahudi berujar bukan wnte. Dia itu siapa? Itulah Muhammad. Sejak itu Yqhudi berikrar masuk islam.