Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selalulah Isi Ruang dan Waktu dengan Syukur kepada Allah

10 September 2022   04:22 Diperbarui: 10 September 2022   04:41 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Semua ruang dan waktu yang Allah anugerahkan kepada kita sesungguhnya hadiah Allah, kasih sayang Allah, nikmat dariNya, ujian kesyukuran dariNya, maka sepantasnya kita mengucapkan dari hati yang paling dalam kata Alhamdulillah. Apa itu alhamdulillah? Kata itu adalah kata nomor 2 dalam surat alfatiha, surat pembukan alquranul karim sesudah kata atau kalimat Bismillahirrahmanirrahim. "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang".

Pantas kita bersyukur

Semua kita baik penulis maupun pembaca sudah sering menjalani waktu yang kritis. Kritis hampir mati karena mengalami cuaca buruk di atas pesawat, kritis hampir mengalami kecelakaan di darat, kritis karena hampir kecelakaan di air, kritis karena hampir mati dalam tidur karena berkelahi dengan syaithan, kritis hampir mati karena nyaris terjatuh dari atap rumah, kritis mati karena berada di pinggir jurang yang dalam, kritis hampir mati karena terbawa arus sungai yang deras, hampir mati karena dibius sewaktu operasi, hampir mati karena dikeroyok jutaan bakteri diare, hampir mati karena setiap saatbterserang virus.

Semua itu merupakan nikmat, rahmat, anugerah, kasih sayang, penjagaan, perlindungan, kesempatan, peluang, yang masih Allah berikan kepada kita untuk bertahan hidup. Untuk apa kita masih hidup? Allah memberi kesempatan hidup kepada kita tentu untuk tiga tugas besar. Apa itu? Allah ingin kita menjadi wakil Allah di bumi yang dikenal dengan kata khalifah, pengatur, penyelamat bumi. Jangan menjadi agen kerusakan, jangan menjadi sumber kekacauan di di bumi.

Tugas kedua adalah sebagai hamba Allah, penyembah Allah, jangan mengembah selain Allah. Sebagai penyembah kita mesti menjaga perintah-perintahNya, jangan membangkang padaNya, jangan mengerjakan laranganNya, jangan melakukan kemaksiatan padaNya. Belajarlah ilmu agama, mana yang wajib, mana yang sunat, mana yang makhruh, dan mana yang haram.

Kalau yang wajib yang kita kerjakan maka kita akan termasuk kategori orang yang Allah senangi atau ridhoi. Jika yang diharamkan Allah yang kita kerjakan maka Allah akan mengazab kita di neraka. Pilihan ada ditangan kita. Bertaubatlah jika kita bermaksiat dalam hidup kita. Ingatlah bahwa maghfiroh Allah lebih luas dari langit dan bumi. Setahun, sebulan, seminggu, sehari, satu jam sebelum malaikat mau memgambil ruh kita jika kita bertaubat masih akan Allah terima taubat kita.

Tugas ketiga di bumi ini adalah sebagai pendakwah atau tukang ajak kepada Allah, tukang mengajak mentaati Allah, tukang ajak kepada surganya Allah. Mentaati Allah bukan tak ada guna, mentaati Allah bukan pekerjaan sia-sia. Mengapa? Karena mentaati Allah adalah sarana untuk memperoleh rahmat Allah. Dengan rahmat Allah kita berpeluang dimasukkan kedalam surga. Karena memasuki surga tak mungkin dari amal soleh manusia karena manusia akan diminta pertanggungjawaban karena selama hidup kita diberi nikmat yang banyak.

Berterima kasihlah selalu kepada Allah

Terima kasih kepada Allah mesti menjadi buah bibir kita. Siang malam, pagi petang  susah senang, kaya miskin, orang kaya orang miskon  rakyat jelata  pejabat. Isilah hati kita, bibir kita, otak kita, telinga kita, fikir kita dengan terima kasih kepada Allah, Alhamdulillah. Jangan veri kesempatan bibir kita, hati kita untuk mengeluh. Bunuhlah diri kita, hati kita jika mengeluh. Katakan dengan diri kita "wahai Supli" ini hari terakhir, ini solat terakhir, ini saat terakhir hidupmu. Bertaubatlah engkau, penuhilah dengan kata alhamdulillah hatimu, fikirmu, bihirmu, lisanmu dst sampai kita tidak ada lagi.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun