Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mari Isi Kemerdekaan Negara Kita Sesuai dengan Tekad Pendiri Bangsa

17 Agustus 2022   06:13 Diperbarui: 24 Agustus 2022   16:10 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bismillah,

Bom atom dijatuhkan tentara Sekutu di dua kota Jepang yakni Hirosima dan Nagasaki. Bom pertama dijatuhkan Sekutu di Hirosima pada 6 Agustus 1945 dan Bom kedua di Nagasaki pada 9 Agustus 1945.

Tak lama setelah itu, Soekarno, Hatta dkk pergi ke Dalat Vietnam sebagai markaz Tentara Jepang untuk Asia Timur.

Di sana tentara Jepang memberitahu mereka bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.

Didesak oleh kaum muda

Mendengar berita dari BBC bahwa pada 14 Agustus 1945 kaum muda mendesak kaum tua yang termasuk dalam BPUPKI untuk segera memproklamirkan kemerdekaan RI. Kaum tua masih tak ingin tergesa-gesa. Tetapi besarnya desakan itu menjadikan kaum tua mempersiapkan proklamasi kemerdekaan RI pada 17.8.1945.

Kemerdekaan sebagai Rahmat Allah

Kemerdekaan Indonesia bukan pemberian Jepang tetapi benar-benar rahmat Allah swt. Proklamasi itu terjadi pada hari jumaat, 9 ramadhan tahun 1364 Hijriyah.

Hari jumaat adalah hari lebaran mingguan umat islam, ramadhan adalah bulan suci, jadi tidak diragukan lagi bahwa kejadian proklamasi RI itu mestinya diperingati dengan penuh kesyukuran kepada Allah dan tidak bertentangan dengan ajaran agama.

Setelah 4 abad yang pedih

Bangsa Indonesia menyadari bahwa sebelum memperoleh kemerdekaan mereka dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa lebih dari 400 tahun. Sebut saja Portugis, Inggeris, Perancis, Belanda dan Jepang. Para penjajah ini menguras bumi Indonesia, menjadikan rakyat bermusuhan satu sama lain atau politik "divide et empera", ditindas dengan kerja rodi dan dimarjinalkan dalam ekonomi dan pendidikan.

Mari wujudkan cita-cita kemerdekaan

Banyak yang tidak tahu atau lupa apa tujuan negara kita pada saat sudah diproklamirkan 17.8.1945? Pada pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4 ada empat tujuan pendirian negara kita. Pertama, melindungi segenap bangsa Indonesi dan tanah tumpah darah  Indonesia. Kedua, mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketiga, memajukan kesejahteraan umum. Keempat, ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Karena itu segenap bangsa Indonesia terutama pembaca dan penulis mesti saling mengingatkan dan saling menyadarkan bahwa kita ada dasar negara dan konstitusi yang bagus jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dasar negara kita ada kewajiban untuk hidup berketuhanan, hidup menjadi manusia yang adil dan beradap, menjadi manusia yang berkesatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan menjadi manusia yang berkeadilan sosial.

Mulai dari mana dan hendak ke mana?

Mengisi kemerdekaan negara kita mesti dimulai dari diri kita sendiri, keluarga kita, lingkungan kita, wilayah kita dst. Kemana kita hendak pergi dalam mengisi kemerdekaan negara kita? Kita mengisi kemerdekaan bukan untuk di dunia ini saja tetapi kita mempersiapkan diri untuk menuju kehidupan setelah mati. Kita akan mwnghadap kepada tuhan kita. Karena itu dalam kemerdekaan kita mesti dipenuhi oleh kegiatan yang sesuai dengan perintah Allah - jujur, amanah, cerdas, ikhlas, tidak curang, adil dsb.  Ini semua sesuai dengan dasar negara kita Pancasila dan UUD 1945. Yang muslim mesti berpedoman kepada syariat islam sebagai mana termaktub dan alquran dan hadist nabi Muhammad saw. Sesuaijuga pendiri bangsa "Merdeka atau Mati".

Jayalah Indonesia, jayalah warga negaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun