Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Mudah Berprasangka

28 Juli 2022   06:41 Diperbarui: 28 Juli 2022   06:43 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Adalah manusiawi jika kita manusia sering dan bahkan selalu mudah berprasangka terhadap apa saja di sekitar kita. Bahkan kita sering berprangka kurang baik kepada pencipta kita, kepada orangtua kita, pasangan kita, anak kita, tetangga kita. Pernah juga Yahudi berprasangka kepada Mariam yang mereka tuduh karena punya anak padahal tak pernah menikah.

Belajar dari nabi Ayub

Untuk urusan prasangka baik kita mestinya belajar dari nabi Allah Ayyub alaihisalam. Beliau tidak pernah berprasangka buruk kepada Allah. Beliau selalu menganggap segala sesuatu  sebagai ujian dari Allah. Semua ujian dari Allah itu baik di mata Ayyub.

Padahal hancurnya harta, berantakannya keluarga Ayyub dan tidak sehatnya nabi Ayyub selama 18 tahun adalah proyek Iblis.

Kok begitu? Iya. Iblis memohon kepada Allah agar diberi kesempatan menguji iman nabi Ayyub. Wahai Allah kata Iblis ijinkan kami menguji iman nabi Ayyub. Allah berfirman *Lakukan apa yang akan kalian lakukan kepada hambaKu Ayyub*. Maka fase pertama Iblis berhasil menghancurkan harta nabi Ayyub. Nabi Ayyub tak bergeming tetap tak menyalahkan iblis dan semua yang terjadi adalah ujian dari Allah.

Fase kedua Iblis menghancurkan keluarga Ayyub. Ada yang dibunuh ada yang dipisahkan dari nabi Ayyub. Tetap saja Ayyub berbaik sangka kepada Allah dan tidak menyalahkan Iblis. Di mata Ayyub semua baik karena semua terjadi atas izin Allah.

Fase ketiga, Ayyub dibuat sakit oleh pasukan Iblis. Nabi Ayyub sakit selama 18 tahun. Tetap saja nabi Ayyub mentaati Allah dan tak menyalahkan Iblis. Atas dasar kesabaran nabi Ayyub itu Iblis menyerah. Dan Allah mengajari nabi Ayyub zikir merangkap doa *Anni masanni yadhdhurru waanta arhamurrahimin*. Ya Allah saya ini sesungguhnya sakit yang berat sesungguhnya Engkau Maha Penyayang diantara Yang Penyayang. Allah sembuhkan Ayyub, Allah kembalikan hartanya, keluarganya dan Allah lipat gandakan kesehatannya.

Kejadian terbaru

Seorang ustadz keluarga yang biasa diundang untuk semua acara. Pagi petang, malam, siang. Pokoknya ustadz itu jadi ustadz keluarga fulan bin fulan itu. Tetapi suatu malam keluarga itu kehilangan amplop berisi uang di meja makan dan mereka meyakini amplop yang berisi uang yang relatif banyak itu diambil oleh ustadz kepercayaan itu.

Sejak itu keluarga fulan itu tak lagi mengundang ustadz yang baik itu. Mereka meyakini bahwa uang dalam amplop itu dicuri oleh ustadz. Tapi mereka tak juga menanyakan kepada ybs.

Suatu saat istri fulan bertemu tanpa sengaja di jalan dan menegur ustadz. Tahu gak kenapa kami sudah lama mengundang ustadz? Emangnya kenapa kata ustadz itu sambil tersenyum.

Kata istri fulan, malam itu kami kehilangan amplop. Ustadz kan yang mengambil? Iya kata ustadz. Saya yang mengambil. Saya khawatir amplop itu akan basah. Saya letakkan di bawah alquran. Dengan harapan ibu atau bapak akan membaca alquran.

Memang sejak mereka kehilangan amplop berisi uang itu mereka tidak lagi membaca alquran karena kecewa dengan ustadz yang "mencuri" uang mereka. Ketahuan ustadz tak mencuri uang itu ibu maaf nyonya fulan itu malu sekali dan meminta maaf kepada pak ustadz.

Dari tulisan ini mari kita introspeksi diri betapa kita termasuk penulis mudah sekali berprasangka buruk kepada siapa saja. Bahkan kepada Allah, pencipta kita, dengan mudah kita berprasangka buruk. Ketika kita kehilangan uang, harta, sakit, dihina orang, kita tak tahan. Mestinya kita kembalikan kepada Allah. *Innalillahi wainnailaiji rojiun*. Semua kita adalah milik Allah, kepada Allah saja kami mengembalikan semua persoalan hidup kami.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun