Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Elegi Buyung Nurman tentang Pernikahan Temannya di Kepahyang

7 Juli 2022   08:09 Diperbarui: 7 Juli 2022   08:10 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DARI ACARA TASYAKURAN PERNIKAHAN SEORANG SAHABAT DI KEPAHIANG

Bismillah

Prosesi pernikahan Zarni yang dari awal rencananya hanya ada Ijab-Qobul dan doa saja, serta yang diundang pun terbatas hanya keluarga dekat, tetangga dan teman-teman dekat saja, akhirnya berubah menjadi ajang melepaskan kerinduan para Alumni SPMA Bengkulu 84.

Karena adanya permintaan dari teman-teman yang antusias ingin hadir dan sekaligus reuni kecil-kecilan, membuat Mukhlas tetangga Zarni yang juga Alumni berusaha untuk mendatangkan musik organ tunggal.

Manakala harinya sudah tiba, yang akad nikah dijadwalkan jam 09.00 pagi molor menjadi 10.00 di saat penulis tiba dan terlihat memang kesibukan Mukhlas dan keluarga Zarni menyambut para tetamu.

Ketika penulis datang acara memang sudah dimulai dan teman-teman hawa yang di gawangi Evi, Tapinis, Nursifah, dan. Les sudah berada di lokasi dan dari chat yang mereka kirim, mereka sudah sempat bepoto dengan Zarni sang Ratu hari itu.

Kepergian para srikandi tahan banting ini di kawal ketat Kang Tateng mantan pacarnya Evi Afrisah, dan Penulis memanggilnya Kakang karena dari aspek usia beliau lebih senior dan di sela-selah obrolan kami, beliau berujar " be- pergian sama Ibu-Ibu " harus banyak sabar katanya.

Dari dalam ruangan tengah rumah terdengar Penghulu memandu prosesi akad nikah dan pada mata acara khutbah nikah, terdengar permohonan maaf dari sang penghulu karena beliau tidak pantas menasihat sepasang calon penganten yang lebih tua yang yang sama dengan orang tua, terdengar sambil ketawa begurau.

Penulis yang ikut mendengarkan bergumam dalam hati, kalau waktunya diundur sampai jam 10.00 kenapa tidak penulis saja yang menyampaikan nasihat pernikahan, penulis tidak menawarkan terlebih dahulu, khawatir tidak dapat hadir tepat waktu jam 09.00 karena jarak perjalanan agak jauh dari Kota Bengkulu.

Ijab-Qobul usai yang diakhiri dengan doa dan tibalah sesi makan siang bersama dan hiburan dan kondisi ini menjadikan penulis sefikit gelisah karena teman-teman yang sudah hadir itu tidak biasa menyanyi.

Dalam suasana yang dag dig dug itu dan ketika Penulis dan Kang Tateng anteri untuk mengambil santapan, yang secara tiba-tiba muncullah "Sang Dewa Penyelamat " Rajab.

Rajab yang salah seorang pemesan agar ada walaupun cuma organ tunggal itu langsung di daulat untuk menghibur walaupun lagi ngantri mengambil makanan.

Tak urung Rajab yang berpenampilan seperti artis itu dan merasa tidak ada saingan lansung membawakan lagu-lagu yang sangat mengena  dengan kondisi kedua mempelai dan asal muasal dari mempelai, yang lagu dan ritme sangat covok untuk di iringi di pemain organ tunggal.

Perasaan Penulis semakin tenang manakala Sudarman dari ujung Kabupaten Seluma muncul dengan pendamping setia dan Sudarman di ketahui memang sudah sering tampil menyanyi di atas panggung sejak menjadi Pejabat Teras Pemkab Seluma, lebih-lebih ketika menjabat Camat dulu, meskipun semua tahu di masa sekolah dulu beliau sama dengan Penulis tidak pernah bergabung dengan vokal grup SPMA yang tersohor itu.

Suasana semakin mengembirakan sewaktu Les membisikkan Suharti yang tinggal di Padang Ulak Tanding mintak share lokasi karena Suharti masih dalam perjalanan dengan menyewa travel dan tak lama si " Lesung pipit " Itupun nongol yang lansung disambut Les untuk bergabung dengan Srikandi yang sudah duluan berlenggak-lenggok.

Hiburan terus berlanjut dan yang tak kala menariknya tatkala sepasang mempelai bergabung untuk nyanyi bersama-sama rekan Alumni dan keluarga, dengan membawakan lagu-lagu Minangkabau dan disini terlihat memang Rajab lagi-lagi dapat membaca kondisi penonton.

Penulis yang beberapa kali di mintak untuk menyanyi dan dengan izin rekan Mukhlas untuk menyampaikan kata hati mewakili teman-teman semua yang sekaligus pamitan.

Setelah pamitan Penulis dan teman-teman dengan tidak di ikuti Mukhlas dan Rajab sesuai dengan rencana menuju masjid Isthi'mar yang di bangun dari dana simbangan Alumni yang ternyata sudah tumbuh masjid Agung yang merupakan kebanggaan masyarakat Kabupaten Kepahiang.

Habis Sholat Zhuhur di lanjutkan ke kampus SPMA dulu yang sudah berubah menjadi SMK-PP Negeri Kepahiang Diknas Propinsi Bengkulu, berkeliling sebentar lalu terus ke Kebun Teh Kabawetan, disini berpoto ria yang setelahnya langsung pulang dan terakhir di ketahui rombongan Srikandi yang tidak mengenal menyerah itu mampir di auning  untuk menikmati Bakso Kota Kepahiang sembari menunggu jemputan travel untuk membawah Suharti pulang ke Padang Ulak Tanding Rejang Lebong, yang tak lama menunggu jemputan tiba dan Suharti berangkat dan yang lainpun cabut meninggalkan Kota Kepahiang yang memberi banyak inspirasi itu.

Majulah kita semua. # B. Nurman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun