Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Ini Mesti Memahami Orang Lain

20 Juni 2022   02:25 Diperbarui: 20 Juni 2022   06:21 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Dalam menjalani hidup ini mesti memahami siapa diri kita. Kita ini adalah manusia. Bukan malaikat bukan pula iblis. Bukan hewan bulan pula tumbuhan. 

Manusia itu adalah tempatnya salah dan khilaf.  Manusia berpotensi bisa lebih baik dari malaikat atau sebaliknya lebih buruk dari hewan. Mengapa? Karena manusia diberi Allah ruh dan jasad. Ruh ini sedikit Allah beri ipmunya kepada kita manusia. Tetapi ruh terdiri dari akal dan nafsu. Itu yang menjadikan manusia berbeda dengan malaikat dan makhluk tuhan yang lain. 

Ketaatan vs kekufuran

Manusia yang taat merupakan manusia yang beruntung. Mengapa? Karena manusia yang taat kepada perintah Allah akan dicintaai Allah. Merekq akan selalu berada di atas petunjuk Allah swt. Sebaliknya mereka yang tidak taat akan berada dalam petunjuk syaithan. Mereka akan diperdaya oleh syaithan. Karena syaithan akan mengajak mereka ke neraka.

Tetapi manusia berpotensi untuk memperoleh hidayah Allah sehingga menjadi syukur. Mereka yang bersyukur akan selalu berada dalam pengawasan dan petunjuk Allah. Sebalilnya ada manusia  yang mempunyai akhir yang buruk sehingga mereka memperoleh azab yang pefih dari Allah swt.

Fungsi sebagai khalifah

Manusia pertama Adam alaihi salam dan keturunannya bertugas atau ditugaskan oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi. Nabi Adam dan istrinya Hawa diusir dari surga sebagau qadarullah karena satu kesalahan yakni memakan buah kholdi di surga. 

Mereka dilarang memakan buah tersebut. Tetapi iblis tidak senang kepad Adam dan istrinya karena asbab keengganan Iblis sujud kepada nabi Adam telah berakibat adanya kutukan Allah kepada iblis. Menurut Iblis, Adam dan Hawa mesti keluar dari surga.

Akhirnya Adam dan istrinya diusir dari surga demikian juga iblis. Yang membedakan adalah Adam dan Hawa tetap diawasi oleh Allah tetapi diturunkan di tempat yang berbeda.  Adam di India sekarang, Hawa di Jeddah Sekarang. Setelah 100 tahun mereka ditemukan di Jabbal rahmah, Mekkah Arab Saudi sekarang. 

Beda dengan Iblis. Dia dilaknati tetapi permintaannya masih dipenuhi oleh Allah. Pertama, iblis meminta kepada Allah untuk ditangguhkan umur. 

Tidak ada kematian bagi mereka (anak keturunannya).  Kedua, iblis diberi keturunan bersamaan Adam diberi keturunan. Ketiga, iblis minta ijin kepada Allah untuk mengajak atau membujuk Anak cucu Adam ke neraka. Ketiga pernintaan iblis itu disetujui oleh Allah kecuali yang nomor tiga tidak dipenuhi bagi mereka yang ikhlas. Zuriyat Adam dan Hawa yang ikhlas tak akan mampu digoda syaithan.

Memperhatikan manusia lain

Adam ditemukan kembali dengan istrinya karena mengamalkan kalimat taubat. Bunyi kalimat taubat nabi Adam sebagai anugerah Allag adalah "Rabbanazalamna anfusana wailamtaghfirlana warhamna lakunnaminal khasyirin". Wahai tuhan kami kami sudah zalim pada diri kami dan jika tak Kau tidak ampuni dan tidak Kau rahmati maka sesungguhnya kami termasuk orang yang merugi.

Di sini ada kata kami yang berarti kita mesti memperhatikan orang lain dalam berdoa, berzikir, bertaubat. Kalimat di atas merupakan paket lengkap berupa zikir, doa, taubat. Kalimat itu terus dizikirkan Adam dan Hawa bertahun-tahun. Ini berarti ada peluang yang sangat besar bagi kita manusia untuk memperoleh rahmat Allah, diterima taubat jika kita manusia sungguh-sungguh dan sabar menjalani  hidup sebagai khalifah di muka bumi.

Jangan pernah sombong seperti iblis. Tetaplah jadi manusia yang saling tolong menolong, saling memperhatikan, saling mendoakan.  

Jayalah kita semua. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun