Aku Mengenal Tuhan di MIM Tanjung Baru Air Nipis
Bismillah,
Mengenal tuhan sebagai Ilah yang wajib disembah merupakan proses terus menerus tanpa akhir. Tetapi penulis merasakan bahwa permulaan proses kengenal tuhan itu adalah di Madrasah Ibtidaiyah Muhamamadiyah (MIM) Tanjung Baru Air Nipis Bengkulu Selatan.
Guru-guru MIM yang memgenalkan tuhan kepada kami pada  murid adalah Wanit, Mir Eksan, Berohan, Qadariyah Yanum, Wahinuddin dll.
Penulis teringat bagaimana kalimat tauhid itu diajarkan dan dikenalkan secara terus menerus oleh guru Wanit. Pak Wanit membacakan buku tauhid di depan kelas lalu kami mendengarkan dengan baik. Masih ingat ketika dia mengenalkan Allah itu esa, tidak beranak, tidak diperanakkan dan tidak ada suatu juapun menyerupainya.
Selanjutnya kami diajar dan dididik oleh guru Miri Eksan. Kami manggil guru ini dengan pak Miri. Beliau ini kami panggil Mamak Miri. Mamak artinya paman. Hubungan keluarga antara ayah dan Mamak Miri adalah sepupu.
Pak Miri juga mengajarkan agama dan ilmu berhitung. Bahwa Tuhan itu Allah, nabi Muhammad utusan Allah. Dia menerima wahyu di Gua Hira. Islam adalah agama yang dibawa para nabi.
Guru-guru iru mewajibkan kami para murid untuk sopat 5 waktu, solat jumaat. Jika murid tidak datang solat jumaat tanpa alasan yang tepat maka besoknya akan dihukum berupa dipukul dengan mistar panjang.
Menulis dan menerangkan
Hampir semua guru kami menuliskan bahan pelajaran di papan tulis. Papan tulis berwarna hitam. Kapur digunakan untuk menulis. Kala itu kami belajar tauhid, sejarah nabi, akhlaq, menulis, berhitung, ilmu alam, ilmu hayat, kesenian dan olah raga.
Semua guru kami mengajarkan dan mengenalkan Allah beserta sifat 20, sifat mustahil dsb. Allah kuasa, Allah itu Wujud, Wahdaniyah, Qidam, baqa, Muridan, Mutakaliman  ilmu, hayat, qiyamuhu binafsih, sama', bashar, dll.
Allah juga dikenalkan oleh para guru punya nama-nama yang baik atau asmaul husna. Allah, rahman, rahim, somad, hayyu, qayum, zahir, bathin, awalu, akhiru, bathinu, qowiyu dll.
Para guru kami di MIM itu mengenalkan kepada kami bahwa Allah menyenangi orang yang punya akhlaq mulia. Sedangkan nabi Muhammad yang diutuw aallah mempunyai akhlaq yang besar. Cerita guru itu membekas di hati kami.
Akhlaq itu adalah cara bersikap dan bertingkah laku kepada Allah, tuhan kita, lalu bagaimana bersikap dan bertingkah laku kepada sesama manusia dan bagaimana bersikap dan bertingkah laku kepada alam sekitar atau lingkungan.
Dari MIM penulis terbiasa solat 5 waktu berjemaah. Kami solat 5 waktu di Masjid Muhammadiyah yang letaknya hanya berjarak 100 meter dari kelas kami di MIM Tanjung Baru.
Waktu memulai kelas kami dibiasakan membaca alfatiha dan di akhir kelas mwmbaca walasri. Ketika kelas tetangga sudah membaca walasri teringin rasanya pulang juga. Tetapi tidak jarang kami pulang belakangan.
Indahnya belajar di kampung .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H