Bismillah,
Orangtuamu kerja apa? Wirausaha. Ini adapah dialog antara banyak teman penulia waktu zaman kuliah dulu.Â
Mereka malu mengakui anak petani.Â
Entah kenapa malu. Pada hal anak petanibiru mulia. Jadi petani itu mulia.Â
Tapi beda dengan anak penulis, ternyata tidak ada yang mau jadi petani, jadi dosen ilmu pertanian atau pengusaha pertanian.Â
Baik anak penulis enggan sekolah pertanian apalagi mau jadi petani.
Petani itu mulia
Petani itu profesi, pekerjaan yang mulia. Petani menyiapkan makanan, pangan, papan, sandang, pakan untuk manusia lain atau ternak mereka. Mulia karena tidak curang, mulia karena penting, mulia karena dikerjakan tulus, mulia karena tanpa pamrih.
Petani di manapun di dunia fokus kepada kemaslahatan tanaman,  hewan yang mereka berharap menghasilkan. Petani menyiapkan pertanian mereka dari dulu sampai kapanpun. Petani  menggantungkan hidup mereka kepqda kebaikan alam, kebaikan sang pencipta, kebaikan faktor-faktor alam. Petani menyandarkan yakin mereka kepada sang pencipta, kepada kebaikan faktor-faktor alam yang mereka yakini adalah baik.
Jadilah petani
Petani makin lama makin berkurang. Karena itu penulis nenyarankan kepara para pembaca agar jari petani di lingkungan, di wilayah, di negara di mana kalian berada. Ilmu pertanian itu mudah, sederhana, asal kita mau berusaha, berupaya, berkorban untuk tanaman, hewan yang kita usahakan.Â
Pertanian kota
Pertanian tidak harus di desa. Di mana saja di kota maupun di desa kita bisa bertani. Pertanian kota perlu kita galakkan. Tanamilah lahan kosong di kota  di sekitar rumah, di ruko, di atas kantor, di atas apartemen, di pasar dll.  Pendek kata pertaniab pasti pas untuk dilakukan di mana mana.
Pertanian organikÂ
Pertanian organik adalah keniscayaan. Penggunaan bahan kimia dan proses bertani akan berbahaya dalam jangka panjang. Menggunakan pupuk, pestisida organik untuk menyediakan pakan  ternak dan pangan manusia  merupakan hal yang perlu dilakukan ke depan agar kesehatan manusia dan lingkungan makin terjaga. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia sebaiknya mulai ditinggalkan karena potensial menyebabkan gangguan kesehatan manusia dan lingkungan.
.
Jayalah kita semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI