Bismillah,
Walau Dirimu Bukan Milikku, Lubuk Langkap, Cintaku tetap Untukmu
Bismillah,
Penulis menyadari bahwa Lubuk langkap itu pernah tempat ku jatuh cinta, cinta kepada tanah air, cinta kepada ayah bunda, cinta kepada dusun kelahiran. Cinta penulis kepada kampung yang indah ini bukan isapan jempol karena terukir indah di curriculum vitae dan memang kebanggaan sampai ku mati.
Jika aku mati
Pada saat penulis mati nanti akan banyak pertanyaan tentang masa muda penulis. Penulis bangga diajari rukun iman, rukun islam, alquran, alhadist, tajwid, fiqih islam, fiqih solat, fiqih puasa, fiqih zakat, fiqih haji dan umroh.
Penulis banyak belajar sejarah orang soleh dari MIM tanjung baru. Penulis dapat sejarah orang soleh dari guru guru MIM.. Wanit, Mir Eksan, Sairin, Sipin, Wahin, Qadariyah, Berohan, Yamud dll.
Penulis tahu gotong royong saat  di MIM tanjung baru. Penulis tahu musik dan nyanyi dari OM Tanjung Baru. Penulis tahu solat jumaat dan tarawih dari masjid muhammadiyah tanjung baru.
Penulis tahu adap bergaul, bicara dan bersikap dari adik sanak, tetangga dan para sesepuh Lubuk Langkap. Penulis tahu mau sekolah di mana dari para senior di lubuk langkap. Bahkan tahu pemerintah desa dari sesepuh Lubuk langkap.
Lubuk langkap cintaku tulus untukmu. Tak banyak yang bisa kami buat untukmu tapi kubawa dikau ke surganya Allah. Terima kasih wahai lubuk langkap. Dikau berjasa yg sangat banyak. Berkahlah dan jayalah selalu dikau.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI