Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenangan Indah Menggarap Sawah dengan Kerbau

16 Mei 2022   19:50 Diperbarui: 16 Mei 2022   20:03 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenangan Menggarap Sawah dengan Kerbau

Bismillah,

Tidak ada kegiatan penulis yang tidak indah untuk dikenang. Kali ini sebut saja menggarap sawah dengan kerbau. Pekerjaan ini dikenal dengan kata "melunyah". Melunyah adalah melumpurkan sawah dengan  jalan mengelilingkan 3 atau 4 kerbau pada petak sawqh yang dibatasi oleh pematang sawah secara berulang-ulang.

Kerbau kakek nenek

Kakek dan nenek penulis punya sejumlah kerbau yang dipelihara secara liar di ataran sawah Seginim. Kerbau itu pernah mencapai populasi sebanyak 50 an dewasa dan yang kecil.

Setiap tahun digiring ke dusun lalu secara bergiliran digunakan untuk menggarap sawah. Keluarga nenek saya berjumlah 4 orang tetapi yang menggarap sawah hanya 3 KK yakni sawah Wasim, sawah Lemasim dan sawah Rahim.

Ayah memanjakan keponakan

Jika ingat melunyah, penulis ingat perlakuan ayah kepada keponakan beliau yakni Buyung Nurman Wasim, Nisar dll. Mereka selama melunyah diberi rokok kretek "gudang garam" sementara anaknya (baca: penulis) tidak boleh merokok. Mereka penuh tawa karena dimanja oleh paman mereka.

Gantian melunyah

Kerbau kakek nenek kami itu  dipekerjakan selama 5 hari di sawah Wasim, kemudian 5 hari di sawah Rahim dan seterusnya 5 hari sawah Lemasim. Selanjutnya kerbau dibawa ke darat sawah untuk menggarap sawah keluarga kakek nenek di darat sawah dan sekitarnya.

Perbedaan sawah

Sawah ayah penulis Rahim banyak batunya dibanding sawah Wasim dan sawah Lemasim. Walau demikian keponakan ayah senang jika lagi melunyah di sawah ayah  Biasanya banyak makanan dan banyak jatah rokok. Waktu itu sempat kesal juga dengan ayah karena dilarang merokok. Tetapi setelah dewasa bersyukur karena rokok itu menyebabkan banyak efek negatif pada paru-paru.

Kebersamaan keluarga

Melunyah dengan kerbau secara bersama-sama secara nyata punya banyak keuntungan. Pertama, keluarga jadi akrab. Diantara  paman dan keponakan. Kedua, hasil padi antara dilumpurkan dengan kerbau dengan tanpa kerbau beda. Ketiga, penulis semakin menyadari betapa susah kehidupan ayahnya. Suatu saat ayah mesti diajak mengubah nasib agar lebih baik.

Jayalah kita semua

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun