Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Umroh 4 Generasi

16 Mei 2022   04:35 Diperbarui: 16 Mei 2022   05:47 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Penulis selalu menjalani hidupnya dengan yakin, lebih kepada ilmu dan lainnya apalagi pengalaman. Ini wajar karena ilmu penulis terbatas, apalagi pengalaman sangat sedikit. Terutama tentang keinginan penulis untuk mengajak ibu, istri, anak, mantu dan cucu ke tanah suci Mekkah dan Madinah. 

Apalagi uang terbatas, koneksi terbatas dan semuanya terbatas. Yang ada hanyalah keyakinan kepada Allah bahwa penulis menyandarkan hidupnya pada Allah swt, pemilik alam semesta.

Jual apartemen di jakarta

Umroh 4 generasi memang unik dan aneh alias tak masuk akal sehat. Kenapa? Karena penulis baru saja habis kontrak sebagai dosen di UPSI Tanjung Malim Perak Malaysia. Saya tidak lagi menjadi dosen di Universitas Sriwijaya alias pensiyn. Tapi aneh bin ajaib penulis tertarik ikut membeli apartemen di Jakarta. Alhamdulillah setelah lunas dapat dijual dengan harga memadai. Maka berangkatlah kami pada akhir tahun 2014 dan kembali bulan Januari 2015.

Yang urus Megawisata Palembang

Persiapan berangkat ke tanah suci dilakukan persiapannya oleh Megawisata. Dengan  "downpayment" yang tak layak karena jumlah yang ditunggu oleh pihak Megawisata cukup besar. Megawati beserta staf bekerja keas mempersiapkan segala sesuatunya.

Ahmad di Malaysia

Ahmad, anak penulis yang kedua, sedang bersekolah di Malaysia. Oleh sebab itu Ahmad mempersiapkan keberangkatannya selalu semangat. Kami ridha dengan ketentuan Allah..

Ibu hilang di Madinah

Ibu penulis senang diajak umroh dan dia sangat percaya diri bahwa dia bisa pulang ke tempat kami menginap jika terpisah dari rombongan.  Teenyata malam itu dia tersesat. Kami membentuk pasukan untuk mencari ibu. Alhamdulillah dapat.

Cucu tidak mau pulang

Adalah Farras cucu penulis ketika di Jeddah tirak mau pulang ke tanah air. Farras menangis dalam bus dan mengatakan bahwa dia tak ingin pulang. Semua penumpang lain tertawa dan membujuknya bahwa di sini (Jeddah: Red) bukan kampung halaman kita. 

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun