Ibu dan adik menyiapkan nasi dan kuah gulai yang menunggu penulis menangkap ikan di sungai.
Ibu mengajarkan dengan penugasan
Ibu sangat pandai menempah karakter  penulis dan adik-adik penulis melalui penugasan pelayanan. Ibu seakan mengajari penulis bahwa kalian itu jadi orang karena ada orang yang berkorban untuk kalian. Kalian tidak jadi orang secara otomatis karena nasib kalian baik. Ketahuilah bahwa untuk satu kali makan saja banyak orang yang dilibatkan, banyak orang yang ambil bagian.Â
Pada suatu kesempatan ibu penulis mengundang dan menjamu pasangan pengantin ke rumah kami. Itulah yang disebut pantauan. Ini merupakan doa agar suatu saat anak-anaknya juga dapat jodoh yang cantik untuk anaknya yang lelaki dan dapat jodoh yang ganteng dan baik hati untuk anaknya yang perempuan. Di sini peran doa ibu untuk anak-anaknya.
Sisa makanan pengantin dikasihkan kepada anak-anaknya. Terpatri dalam ingatan kami sebuah pesan dan doa ibu untuk anak-anaknya.
Ibu mengajari tanpa akhir
Seorang ibu termasuk ibu penulis selalu siap memberi masukkan pada penulis dan adik adiknya diminta atau tidak. Penulis menyikapi nasehatnya dengan seksama sembari memetik kebaikan dari nasehatnya. Diam tanpa komen sampai dia selesai memberi nasehat. Setelah itu penulis berusaha memberi penjelasan walau sedikit. Terkadang dia bilang minta maaf. Penulis memuji nasehatnya dan berterima kasih. Penulis selalu memohon maaf dan ridho krpada ibu baik secara offline maupun secara online. Sampai ibu menyatakan dia ridha pada penulis.
 Berterima kasih selalu
Penulis alhamdulillah selalu menelpon ibu untuk memohon ridhanya. Selalu berterima kasih karena telah melahirkan, telah memelihara, membesarkan dan menyekolahkan penulis. Penulis juga selalu memohon maaf kepadanya jika ada kesalahan penulis sejak kecil. Tetapi sebaliknya sering dia berterima kasih, memohon maaf kepada penulis. Kenapa? Karena sering mengirim uang selalu padanya melalui rekening adik walau bukan awal bulan atau akhir bulan. Dia sering berkata bahwa uangnya banyak dan keperluannya juga terbatas. Penulis meminta dia rajin sedekah. Sedekah itu penting kata penulis untuk teman kita di dalam kubur. Oh begitu ya, kata ibu penulis suatu waktu. Bertanya tentang bagaimana dia kenal ayah, bagaimana kebaikan ayah yang sudah almarhum merupakan tips khusus menyenangkan ibu yang tidak ada dalam pelajaran di bangku sekolah. Sungguh membuat dia senang dan bangga pada suaminya. Tak ada lagi orang yang dibanggakan di dunia ini selain ayah, ibu dan suaminya. Suatu pelajaran berharga bagi penulis mempunyai ibu yang taat dan bijak. Ibuku adalah sumber inspirasiku. Aku bangga padanya.
Jayalah kita semua.