Bismillah,
Aneh tapi nyata bahwa Lubuk Langkap trlah menjadi "lubuk" yang menghasilkan SDM Unggul di luar daerah alias perantau. Mereka pertama menjalani jalan hidup yakni menempuh pendidikan lanjutan mulai dari SMP sederajat, SMA sederajat, kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Generasi pertama dan kedua menjalani pendidikan ke sekolah pendidikan guru agama. Setelah itu generasi berikutnya suda ada yang ke sekolah menengah umum tingkat pertama dan sekolah umum tingkat atas. Ada juga yang menempuh sekolah keguruan jurusan ekonomi ataupun sekolah guru. Tidak sedikit yang menjalani pendidikan ke madrasah aliyah dan ada juga yang menempuh pendidikan di sekolah menengah pertanian atas.Â
Menjadi ASN dan non ASN
Menjadi aparatur sipil negara atau ASN merupakan cita-cita atau tujuan pertama para petarung asal Lubuk Langkap karena era itu memang masih terbuka luas peluang untuk menjadi ASN atau PNS. Mereka kebanyakan menjadi guru, pegawai kantor, pegawai negeri dosen di perguruan tinggi. Tak terhitung betapa banyak pensiunan PNS maupun yang masih aktif adalah produk Lubuk langkap. Syaiful Yamud adalah contoh SDM unggul yang bekerja di pengadilan tertinggi di tanah air.
Mereka kini ada di Manna, di Bengkulu, di Lahat, di Palembang dan di Bandung. Rasaluddin dan Muhardin adalah contoh pensiunan guru SMK dan SMA masing-masing di Lahat dan Palembang. Karman dan Jamry memilih pensiun di Bengkulu Utara. Buyung Nurman adalah contoh sukses sebagai ASN penyuluh. Beliau pernah dinobatkan sebagai penyuluh teladan pada tingkat provisinsi Bengkulu dan dikirim ke tingkat nasional.
Namun peluang lain juga tidak kalah banyaknya ketika generasi berikutnya menjelajahi profesi berbisnis, kuliner, bertani dan pelayanan. Â Andang dkk adalah contoh pebisnis yang menggeluti berbagai usaha termasuk menanam komoditi durian, beternak dsb. Bahkan belakangan beliau merambah bisnis penggilingan padi. Arif Jalil merupakan generasi lanjutan yang sukses mengharumkan nama Lubuk Langkap. Arif kini adalah manajer di perusahaan perkebunan yang bersifat nasional.
Ruhiman Saan menggeluti bisnis pemasangan baja ringan di Yogyakarta dan sekitarnya bahkan sampai ke Jawa Timur. Beliau tadinya menggeluti profesi sebagai wartawan di Lampus Pos.
Pebisnis lain adalah Sutanto, Riman, Siman, Topin dll. Maaf yang lain akan ditambahkan.Â
Perambah hutan dengan berkebun kopi juga diwakili oleh Suparman Wamal dan Rolen. Ernis Bedurat menekuni sawit dan usaha batu bata.
Iwan adalah contoh pemilik perusahaan pemberian pelayanan jasa di Bandung.Â
Timotis Idris adalah contoh petarung dalam bisnis pembuat jaringan telkom. Mereka membuat  perusahaan yang melayani pelanggan secara nasional. Tim sukses menjadi perantau yang ia tekuni sejak tamat SMA. Sementara Umar sukses sebagai marketing perusahaan rokok.
Ada juga yang kerja di pertamina
Pendek kata banyak sekali SDM unggul adapah produk Lubuk Langkap. Selama ramadhan inu kami terus berkomunikasi saling menyapa dan saling memotivasi. Ramadhan Karim.
Jayalah kita semua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H