Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Nature

Padahal Kebun Sawit Indonesia Terluas di Dunia

18 Maret 2022   01:43 Diperbarui: 19 Maret 2022   02:17 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika harga mahal semestinya diturunkan untuk rakyat yang miskin, rakyat kecil, rakyat yang hidup susah. Tidak perlu kita samakan denga harga pasar dunia. Mengapa? Karena standar harga pasar dunia adalah dolar Amerika Serikat. Sementara prestasi perekonomian kita sudah terdevalasi 3800 persen sejak merdeka. Sehingga nilai mata uang kita bahkan tidak lebh baik dari nilai mata uang Vietnam Dong sekalipun. Nilai mata uang kita hampir terburuk di Asia Tenggara bahkan dunia.

Padahal sawit kita terluas di dunia

Jika diakumulasikan berapa luas kebun sawit milik Indonesia sebagai bangsa dan negara maka lihatlah pulau Jawa. Panjang pulau Jawa 1000 km lebih lebarnya ratusan kilometer. Ternyata kebun sawit kita lebih luas dari pulau Jawa. Tetapi malang tak bisa dielakkan karena kebun sawit yang luas itu tak bisa dijadikan alat untuk meredam kenaikan minyak goreng. Sesudah langka dan sesudah terjadi antrian panjang untuk memperolehnya kini harga eceran tertinggi ditarik oleh pemerintah. Pemerintah membiarkan air bah harga minyak goreng mengikuti harga pasar dunia. 

Jika harga CPO dunia mencapai Rp 15 ribu maka secara otomatis demikian juga harga dasar pembuatan minyak goreng. Kenapa? Karena pemerintah tidak ingin menganggu keuntungan yang akan diperoleh oleh pengusaha perkebunan dan industri sawit.  Demikian juga harga minyak BBM asal sawit seperti Dexlite juga melambung balon ditiup angin ke udara.

Negeriku jangan menangis

Wahai anak negeri, kalian sudah terbiasa dengan kebijakan yang kurang bijak, kalian sudah terbiasa miskin walau negaramu kaya, kalian sudah terbiasa terjepit walau kalian adalah pemilik negeri yang sah. Wahai anak negeri tetaplah sabar, tabah dan semangat untuk menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan. Jika kita mati kita akan bahagia jika kita menjaga dua kaliamat syahadat pada setiap solat kita. Jangan betkecil hati walau apa jua yang terjadi. Allah memperhatikan jeritan hati kalian, Allah memperhatikan kesusahan dan penderitaan kalian. Dunia hanya sementara. Akhirat yang abadi abadi.

Jayalah bangsa dan negaraku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun