Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rahmat Allah Lebih Penting dari Segalanya

16 Februari 2022   08:00 Diperbarui: 17 Februari 2022   03:09 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Ada seorang hamba Allah yang hidup pada zaman dahulu kala beribadah dengan lama khusuk, sungguh-sungguh dan hidup matinya menjadi buah bibir para nabi termasuk nabi kita, Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam. Kenapa jadi buah bibir para nabi karena ibadahnya panjang dan khusuk. Berapa panjang? 500 tahun. Tentu saja ibadah seperti ini memperoleh rahmat Allah dan menjadi kebanggaan Allah.

Ternyata dia dimasukkan ke neraka

Hamba Allah yang  beribadah selama hidupnya selama 500 tahun itu diberi rahmat yang banyak oleh  Allah baik berupa kesehatan, air bersih untuk wudhuk, minum dsb lalu dia dapat beribadah dengan tenang.  Lalu pada waktu di dalam kubur dia diberi rahmat oleh Allah yang banyak berupa luas dan indahnya kubur ybs. Ybs adu senang dan bahagia.

Pada waktu kiamat tiba semua orang diberi pengumuman bahwa Allah mengundang seluruh hambaNya yang soleh soleh untuk memasuki surga Alkah dengan rahmat Allah. Jamba yang taat itu meminta Agar redaksi pengumumab diubah menjadi "Wahai para hamba Allah masuklah kalian ke dalam surga berdasarkan amal ibadahnya. Si hamba yang taat itu sampai tiga kali meminta agar redaksi pengumuman itu diubah.

Allah tahu permintaan itu dan meminta para malaikat menghitung nikmat Allah berbanding timbangan ibadah si Fulan itu. Setelah ditimbang maka seluruh nikmat Allah dibanding ibadah si Fulan lebih unggul  alias lebih banyak nikmat Allah. Artinya si Fulan yang beribadah 500 tahun itu pas untuk dimasukkan ke neraka. Menjelang saat pengevakuasian dirinya dia berdoa kepada Allah, wahai Allah masukkan  hambake dalam surgaMu dengan rahmatMu. Maka si Fulan diberi kesempatan untuk memasuki surga Allah.

Menggapai rahmat Allah

Menggapai rahmat Allah itu tidak sulit. Seluruh ketaatan kepada Allah dan rasulNya adalah jalan atau cara atau metode atau sarana untuk mempereh rahmat Allah. Seorang anak menyayangi orangtuanya adalah sumber rahmat Allah. Seorang mukmin yang menyayangi mukmin lain adalah ajang memperoleh rahmat Allah. Seorang mukmin yang menyayanyi anak yatim dan orang miskin juga merupakan pintu memperoleh rahmat Allah.

Membaca, mendengarkan, memahami dan mendakwahkan alquran adalah metode lain untuk memperoleh rahmat Allah. Berkata yang baik, berbaik sangka kepada Allah, banyak beristighfar, berselawat kepada nabi, menahan marah, memberi nasehat, sabar menghadapi musibah, tidak menganiaya makhluk Allah, berbuat baik kepada tetangga, memudahkan urusan orang lain, mendoakan orang lain untuk memperoleh kebaikan dsb merupakan pintu memperoleh rahmat Allah.

Jika ada waktu datangi dan doakan orang yang ditimpa musibah, solatkan mayat dan antar ke kubur itu semua pintu memperoleh rahmat Allah.

Mendengarkan azan, mendatangi panggilan azan juga baik untuk memperoleh rahmat Allah. Mendamaikan orang lain yang bertikai juga sarana yang bagus untuk memperoleh rahmat Allah. Menulis dan membaca tulisan tentang kebaikan di Kompasiana ini juga jurua tepat untuk memperoleh rahmat Allah. Pendek kata semua perbuatan baik adalah pintu masuk memperoleh rahmat Allah. Tetapi pintu rahmat Allah akan tertutup jika kita bermaksiat kepada Allah, menyekutukan Allah, dan mengingkari perintahNya dan menggalakkan laranganNya. Nauzubillah minzalik.

Tulisan ini akan ditutup dengan pernyataan bahwa jika semua penting maka rahmat Allahlah yang paling paling penting. Mengapa? Karena dengan rahmat Allah semua dan di langit bisa berkasih sayang. Semua yang di langit bisa harmonis dan sejahtera. Dengan rahmat Allah semua bisa bahagia dunia akhirat. Tanpa rahmat Allah tidak ada yang akan bahagia, tidak ada yang akan masuk surga. 

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun