Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nabi Muhammad Utamakan Dakwah atau Ibadah?

31 Januari 2022   21:57 Diperbarui: 1 Februari 2022   04:54 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Alhamdulillah. Allahumma shaliala muhammad. Kita umat Muhammad mesti melakukan interospeksi diri apakah kita ikut nabi atau tidak. Jika ikut nabi maka kita tentunya tidak egois, selfis, tak peduli dengan orang lain. Tulisan ini mencoba menguak apakah nabi banyak berdakwah atau hanya beribadah saja.

Tidak salah beribadah

Nabi Muhammad saw sangat tekun beribadah. Ketika ditanya oleh istrinya kenapa dia sampai bengkak-bengkak kakinya maka beliau menjawab: "bolehkah saya bersyukur pada rabbku". Nabi menghidupkan qiyamul lail, menangis sepanjang malam, berdoa kepada Allah untuk kemajuan islam. Nabi mendakwahi siapa saja di Mekkah, di Madinah, di Thaib. Malamnya dia menghidupkan solat malam, doa, menangis pada Allah.

Banyak berdakwah

Nabi banyak berdakwah. Dia dengan rombongan mendatangi setiap penduduk Mekkah, Madinah maupun penduduk Taib. Tentu saja dia menggunakan bahasa yang bijak. Tidak memaksa. Dia mengenalkan diri dengan baik bahwa dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Nabi terakhir dst. 

Bagaimana nabi berdakwah?

Nabi berdakwah sangat sopan, bijak dan sabar. Kepada keluarganya dia mendatangi mereka secara berkala. Terkadang dia menjamu perkumpulan keluarga yang dia ajak ke jalan Allah. Atau pendanaan itu datang dari sahabat beliau. Berdakwah dengan sangat hati-hati dan disesuaikan dengan kondisi otang tersebut. Dengan orang Yahudi buta, nabi memberi pelayanan berupa melumatkan makanan sampai halus. Nabi tidak mengenalkan diri tetapi cukup memberikan pelayanan setiap hari melumatkan makanan dan memberikannya kepada beliau. Setiap kali memberi makan, nabi Muhammad dicaci dan dihina secara verbal.

Bahkan Yahudi itu memberi tahu nabi bahwa mestinya anda saja yang jadi nabi. Ini karena Yahudi tersebut tidak tahu siapa yang memberinya makan. Tetapi suatu saat setelah nabi meninggal, dia menyatakan memeluk islam. 

Di Thaib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun