Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selalulah Merendahkan Diri Kita pada Allah

3 Desember 2021   06:42 Diperbarui: 3 Desember 2021   07:23 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Pagi ini saya membaca artikel di grup WA keluarga tentang pentingnya merendah dihadapan Allah, baik dalam bersikap maupun berdoa. Allah memang sudah berfirman tentang contoh menjalani hidup ini pada banyak ayat dalam alquran. Misalnya, "sungguh pada diri rasulullah itu terdapat contoh-contoh yang terbaik untuk kamu". 

Nabi selalu merendah

Nabi selama hidupnya selalu merendah dalam bersikap, berkata-kata dan berdoa kepada Allah. Kepada para sahabat nabi Muhammad selalu berempati dan bersimpati tanda dia merendahkan dirinya kepada sesama manusia. Demikian juga suatu saat dia memberi makan orang yahudi yang buta dengan kasih sayang. Dia tidak mereapons penghinaan yahudi itu kepadanya. Karena selama dia melayani yahudi itu mulut yahudi itu selalu mengumpat dan mencelah rasulullah. Tak sekalipun dia mematahkan pembicaraan orang yahudi yang sudah sepuh itu. 

Demikian juga dalam berdoa nabi Muhammad selalu menggunakan kata-kata yang lembah lembut dan bijak. Bahkan nabi mengiringi doanya dengan isak tangis.

Sewaktu mendengar azan nabi pucat pasi tanpa bicara lagi kepada orang lain walaupun itu kepada keluarga dan sahabatnya. Di bibirnya bergumam "labbaik Allahumma labbaik". Aku datang yang Allah memenuhi panggilanMu.

Dijuluki Berakhlak Besar

Secara alami Nabi Muhammad SAW lembut dan baik hati. Ia selalu cenderung ramah dan mengabaikan kesalahan orang lain. Kesopanan dan adab, kasih sayang dan kelembutan, kesederhanaan dan kerendahan hati, simpati, dan ketulusan adalah beberapa kunci dari karakternya. Jangan heran jika Allah swt memuji akhlak nabi sebagai akhlak yang besar bukan sekedar mulia. Jika nabi disakiti yang berkenaan dengan pribadinya dia tidak akan marah. Tetapi jika ada orang melecehkan agama islam maka dia akan bertindak sangat tegas.

Nabi Muhammad SAW juga pernah berdoa, "Ya Allah. Saya hanyalah seorang manusia. Jika saya menyakiti seseorang dengan cara apa pun, maka maafkan saya dan jangan hukum saya" (HR Ahmad).

Bagaimana Ali bin Abi Thalib mengajari untuk bersikap dihadapan Allah dan sesama manusia? Begini kata sayina Ali bin Ali Thalib r.a.

"Jadilah kamu di sisi Allah sebagai sebaik-baik manusia, sementara itu jadilah kamu di lihat dari sisi jiwa sebagai seburuk-buruk individu manusia! Jadilah kamu di sisi masyarakat sebagai seorang yang mempersatukan mereka!”.

Allahumma shaliala muhammad.

Jayalah kita semua.

Sumber: https://islam.nu.or.id/tasawuf-dan-akhlak/rendah-hati-di-hadapan-allah-diri-sendiri-dan-manusia-SJ3Hp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun