Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mimpiku tentang Rumah Panen Hujan Diharapkan Jadi Contoh Rumah Sehat dan Ramah Lingkungan

5 Januari 2022   04:26 Diperbarui: 5 Januari 2022   07:30 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Sejak lama saya punya mimpi untuk mewujudkan rumah sehat, rumah ramah lingkungan. Ini termotivasi sewaktu merantau yakni bersekolah di Inggeris. Di Inggeris rumah-rumah tersusun rapi dan pemanfaatan air hujan sangat efektif dan efisien. Air hujan dan sungai ditampung pada sejumlah embung raksasa dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari pertanian, air bersih dan sebagainya. Tulisan ini mengupas tentang sejarah mewujudkan mimpi rumah panen hujan sebagai rumah sehat dan ramah lingkungan di kota Palembang.

Rumah panen hujan

Di rumahku yang pertama kami banyak belajar tentang banyaknya air hujan yang bisa ditampung untuk banyak kegunaan. Dari atap rumah kami kal itu tercurah dan dikumpulkan ke dalam penampungan air hujan dalam jumlah puluhan merer kubik. Sisanya terbuang ke dalam.selokan di samping rumah.

Sejarah persiapan lahan

Mempersiapkan lahan untuk membangun rumah panen hujan perlu waktu yang cukup lama, perlu dana yang cukup banyak dan persiapan untuk memperoleh perizinan mendirikan bangunan, sertifikasi tanah. Pembangunan rumah panen hujan ini perlu waktu sekitar 8 tahun. Tahun pertama sampai tahun keenam adalah pematangan dan penataan lahan. Tahun ke-7 dan ke-8 adalah pembangunan rumah panen hujan itu sendiri.

Sistem panen hujan

Panen hujan di rumah ini terdiri dari kolam retenai di depan rumah dengan luas 10x30 m2 dan dalam 3 meter. Kemudian pada bagian sebelah kana belakang dibangun sumur resapan dengan ukuran diameter 1,20 m dan dalam 5 meter. Di belakang bangunan rumah disiapkan untuk ruang yang digali untuk membangun kolam renang yang menampung air hujan yang jatuh dari atap bagian belakang bangunan rumah utama dan bangunan kamar pakaian dan ruang pembantu.

Pada bagian sisi kiri bangunan utama dibangun tangki beton berdiameter 2 meter dan tinggi 4 meter. Tangki beton ini menampung air hujan yang berasal dari atap rumah utama dari sebelah kiri bangunan.

Sementara itu air yang jatuh di halaman belakang di sekitar sumur resapan, halaman rumaj yang dibangun untuk fasilitas olah raga berupa lanpangan bulu tangkis disalurkan menuju kolam retensi di depan rumah.7

Jika hujan berlangsung

Jika hujan lebat berlangsung sebagai contoh kejadian hujan pada sabtu 25 Desember 2021. Curah hujan itu 159 mm per 7 jam. Berdasarkan hitungan besarnya jumlah curah hujan di premis itu adalah sbb:

1. Total hujan yang jatuh adalah 1440 m2 x 0,159 m = 229 m3.

2. Dari jumlah hujan itu 5 persen (11,45 m3) masuk ke tangki beton, 2 persen (4,58 m3) mengalir ke sumur resapan, 12 persen (27,48 m3) ke kolam renang, sisanya 81 persen (185,49 m3) mengalir ke kolam retensi di depan rumah. 

3. Air hujan sebanyak itu tidak menyebabkan banjirndi premis kami walaupun di kolam retensi juga masuk air pasang dari air sungai Musi. Ruang kosong yang terpakai oleh air hujan yang jatuh masih banyak tersisa karena kolam renang dikosongkan sebelum hujan, demikian juga tangki air hujan di samping sebelah kiri rumah. Daya tampung kolam renang adalah sebanyak 42 m3, tangki air hujan sebanyak 12 m3, sumur resapan sebanyak 6 m3, kolam retensi dan halaman sebanyak 450 m3. 

Diharapkan jadi contoh

Banjir atau genangan yang terjadi sebagai ikutan hujan lebat dan pasang air laut di kota Palembang memang memerlukan pendekatan terpadu. Partisipasi semua pihak mesti wujud supaya dampak negatif dari banjir sewaktu hujan lebat dan air pasang dapat dikurangi.

Sejumlah luasan wilayah kota Palembang memang berada di bawah muka air laut (15 persen), 37 persen berada pada kisaran 1 atau 4 meter di atas muka laut dan sisanya pada kisaran 5 sampai 21 meter di atas muka laut. Pada sejumlah kejadian pasang air laut melebihi angka 5 meter maka banyak wilayah Palembang yang tergenang air. Jika kondisi ini terjadi maka tidak ada satupun metode yang tepat untuk mengendalikan banjir. 

Apa yang dibuat oleh penulis berupa rumah panen hujan hanyalah contoh kecil untuk dapat ditiru oleh para pihak. Wali kota Palembang 2002-2012 Eddy Santana Putra dan Kepada Dinas PU Bina Marga Kota Palembang Achmad Bastari Yusak meyakini jika sistem panen hujan di premis penulis ini dapat ditiru oleh para pihak maka bahaya genangan banjir di kita Palembang dapat dikurangi.

Jayalah kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun