Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Upaya Mitigasi Dampak Positif dan Dampak Negatif Desentralisasi Kesehatan

13 November 2021   23:55 Diperbarui: 15 November 2021   06:30 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Desentralisasi pembangunan kesehatan ditujukan untuk mengoptimalkan pembangunan bidang kesehatan dengan cara lebih mendekatkan prlayanab kesehatan kepada masyarakat. Dengan desentralisasi diharapkan program pembangunan kesehatan lebih efektif dan efisien untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat. Ini diyakini akan menjadi mungkin karena desentralisasi akan memperpendek birokrasi. Pemerintah daerah diharapkan mampu menentukan program dan mengalokasikan dana prmbangunan kesehatan di daerahnya juga terjadinya keterlibatan masyarakat di setiap daerah.

Selama penerapan sistem sentralisasi ada anggapan bahwa masalah kesehatan di seluruh tanah air itu sama. Dalam kenyataan masalah kesehatan itu sangat berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Karena itu mekanisme penyusunan program dan pengalokasian dana pembangunan kesehatan yang bersifat top-down tidak lagi relevan.

Sejumlah dampak timbul dari setiap kegiatan termasuk deskes. Ada dampak positif tetapi tak jarang juga dampak negatif. 

Dampak.positif

Dampak positif dari deskes antara lain. Perrama, prmbangunan kesehatan yang denokratis berdasarkan aspirasi masyarakat mulai dapat diwujudkan. Kedua, pembangunan dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan secara merata. Ketiga, potensi pembangunan kesehatan yang selama ini belum tergarap. Keempat, Memacu sikap dan kreatif aparatur pemerintah daerah yang biasanya hanya mengacu kepada petunjuk.atasan. Kelima, pola kemandirian pelayanan kesehatan termasuk pembiayaan kesehatan menjadi bertumbuhkembang, tanpa memgabaikan peran sektor lain.

Dampak Negatif

Sejumlah dampak negatif dirasakan oleh banyak antara lain; Pertama, Organisasi kesehqtan dindaerah diwajibkan untuk membuat ptogram dan kebijakan sendiri. Program tersebut tidak akan bermanfaat jika pemerintah daerah tidak memiliki sumber daya yang andal dalam menganalisis kebutuhan, menganalisis kebutuhan, mengevaluasi program dan.membuat program. Kedua, untuk menghindarkan terjadinya penyelewengan anggaran yang rawan terjadi perlu dilakukan pengawasan secara ketat. Ketiga, arus desentraliasi menuntut pemotongan jalur birokrasi aparatur pemerintahan. Namun perubahan yang terjadi lambat dan menuntuk komitmen dari aparatur pemerintah daerah. Ini sering jadi kendala.

Tipologi deskes

Ada empat jenis tipologi desentralisasi kesehatan meliputi dekonsentrasi, devolusi, delegasi dan privatisasi. Dekonsentrasi merupakan.pemindahan beberapa kekuasaan administratif ke kantor daerah dari pemerinyaj pusat. Devolusi merupakan kebijakan untuo membentuk dan.memperkuat pemerintahan tingkat daerah yang benar-benar independem dari pusat dalam beberapa fungsi secara kelas. Delegasi berkaitan dengan pemindahan tanghungjawab manajerial tugas-tugas tertentu ke organisasi-organisasi tertentu di luar struktur pemerintah pusat, tetapi pelaksanaanya secara tidak langsung masih dikontrol oleh pemerintaj pusat. Privatisadi merupakan pemindaham tugas pengolaan ke organisasi sukrelawan atau perusahaan privat, baik yanh mencari untung maupun tidak.

Perbaikan ke depan

Deskes merupakan peluang yang besar bagi daerah untuk membangun sistem kesehqtan yang diupayakan untuk melakukan pencapaian terhadap tujuan sistem kesehatan tersebut secara efektif dan efisien. Berbagai faktor mempengaruhi derajat kesehatan di daerah harus terus dikuasai oleh SDM kesehatan yang merupakan unsur utama yang mendukung subsistem kesehatan lainnya. Faktor lingkungan, perilaku dan gaya hidup dan pelayanan kesehatan harus dikendalikan dengan upaya terpadu berupa upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 

Empat urusan kesehatan yang diserahkan pusat ke daerah mestinya dikelola secara profesional yakni pertama, upaya kesehatan meliputi pengelolaan UKP dan UKM, dan penerbitannizin RS kelas C dan D serta fasilitas kesehatan tingkat daerah. Kedua, SDM kesehatan berupa penerbitan izin praktik dannizin kerja tenaga kesehatan serta perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKP dan UKM daerah.

Ketiga, sediaan farmasi, alkes dan makanan minuman. Meliputi a) izin apotik, toko obay, toko alkes dan optikal; b)penerbitan izin usaha mikto obat traisional (UMOT); c)penerbitannsertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 tertenru dan PKRT kelas 1 tertentu perusahaan rumah tangga; d) pengawasan post market produk makanan minuman industri rumah tangga.

Keempat, pemberdayaan masyarakat bidang lesehatan melalui tokoh kabupaten/kota, krlompok masyarakat, orgamisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat kabupaten/kota.

Upaya Mitigasi Dampak 

Mitigasi dampak deskes meliputi menumbuh kembangkan dampak positif dan mengendalikan dampak negatifnya. Para pemimpin di daerah mesti "turun gunung" memantau apa sesungguhnya yang terjadi dalam pengelolaan urusan kesehatan pada level terbawah dalam pelayanan kesehatan dasar utamanya di puskesmas, puskesdes dan RS di daerah. Peran leadership dan  motivasi para pemimpin di seluruh level sangat diharapkan dalam upaya mitigasi dampak desentralisasi kesehatan. Dengan begitu manajemen urusan kesehatan yang diserahkan pusat ke daerah akan semakin baik.

Dari berbagai sumber.

Kepada pembaca silakan jawab pertanyaan berikut:

1. Apakah dampak positif desentralisasi kesehatan (deskes) di daerah otonom di mana kalian tinggal nyata atau belum terasa?

2. Apakah dampak negatif deskes di daerah kalian nyata terasa atau tidak?

3. Apakah mitigasi dampak negatif deskes dilakukan dengan baik?

tolong jawab pada ruang komen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun