Bismillah,
Alhamdulillah pernikahan Fuad Wahid bin Sumin Eksan dengan Dinda binti Bambang Irawan masih disaksikan oleh saudara ayah mereka. Kemaren siang urut kacang ayah Fuad melakukan foto bersama dari abang ayah beliau dari nomor satu hingga nomor akhir. Ada bersama saudara penganten itu adalah nenek penganten Fuad, Hj Rahina binti Merinsan. Tulisan ini mengupas urut kacang ayah Fuad Sumin Eksan bin Rahim.
Asal ayah Sumin Eksan
Ayah penganten laki-laki Fuad adalah berasal dari dusun Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan Bengkulu. Saudara ayah Fuad yang pertama adalah Supli Effendi Rahim, diikuti oleh Asmiti Rahim (almh), selanjutnya Lismiwati Rahim, Nahayani Rahim, Sidi Hartono Rahim, Sumin Eksan Rahim, Yahini Rahim dan Surihin Rahim   (alm).
Di sini jelas bahwa saudara ayah Fuad yang masih hidup tinggal dua saudara laki-laki dan tiga saudara perempuan. Asmiti meninggal puluhan tahun yang lalu dan sudah ada tiga anak perempuan yang semuanya sudah punya suami dan anak. Surihin meninggal pada usia masih bayi.
Supli Effendi Rahim adalah saudara ayah Fuad yang pertama, punya istri Nurhayati Damiri. Keduanya adalah dosen yang bertugas di Universitas Kader Bangsa dan UNSRI. Mereka punya lima anak dengan dua menantu dan lima cucu.
Lismiwati Rahim (ibu rumah tangga) menikah dengan Lupyar Asul, saat ini sudah pensiun dari Brimobda Sumsel. Lis dan Lupyar  punya empat anak, Tiga menantu dan tujuh cucu. Selanjutnya Nahayani Rahim (ibu rumah tangga) menikah dengan Mirhun (SE, alm, ASN pemprov Bengkulu) punya empat anak, dua menantu dan dua cucu.Â
Sidi Hartono Rahim (guru) menikah dengan Emi ( ibu rumah tangga) punya anak dua orang. Sumin Eksan Rahim (guru) menikah dengan Sekar Sari (guru) mempunyai lima anak dan seorang menantu.Yahini Rahim (guru) Â menikah dengan Ferry ( ASN BKKBN) mempunyai empat orang anak.
Nenek Rahina umur panjang
Nenek Rahina binti Merinsan saat ini sudah menginjak usia 81 tahun. Rahina punya sejumlah saudara tetapi sudah meninggal semua. Suaminya H Rahim bin Hamzah meninggal tahun 2010. Alm Rahim punya 9 saudara laki laki dan perempuan dan hanya tinggal satu orang yang hidup yakni H Djalim  bin Hamzah.  Djalim tinggal di desa Palak Bengkerung Air Nipis Bengkulu Selatan Bengkulu.
Pindah ke kota
Keluarga ayah kami atau kakek Fuad pindah ke kota Palembang pada tahun 1984 mengikuti saran anak pertamanya Supli Effendi Rahim yang baru tamat setahun setengah dari FP Unsri. Dengan modal nekad keluarga kakek Rahim Hamzah beserta semua anak-anaknya plus ayah mertua beliau yakni Merinsan bin Dualin. Kakek Merindan ini meninggal tahun 1995 dimakamkan di perkuburan Kandang Kawat Bukit Lama Palembang. Nenek Muntianan meninggal dunia sebelum kepindahan keluarga Kakek Rahim pada tahun 1984 dan dimakamkan di dusun Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan. Sementara Asmiti saudara ayah Fuad dimakamkan di desa Muara tiga Air Nipis Bengkulu Selatan.
Semoga Fuad dan Dinda memperoleh kelyarga sakinah Mawaddah Warrohmah.
Aamin yra.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H