Mohon tunggu...
Supiono Riyanto
Supiono Riyanto Mohon Tunggu... Guru - berusaha untuk menjadi baik, sekalipun bukan yang terbaik

Belajar dari diri demi menggapai tujuan hidup yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koneksi Antar materi

24 April 2022   20:58 Diperbarui: 24 April 2022   21:17 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MODUL. 3.1.a.9.  Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan Sebagai pemimpin Pembelajaran

OLEH : SUPIONO RIYANTO

Untuk menyelesaikan modul ini, maka perlu menyelesaikan modul 3.1.a.9 yaitu koneksi antar materi - pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Adapun dalam menulis koneksi antar materi ini perlu memperhatikan pertanyaan - pertanyaan pemantik yang telah tersedia dalam modul ini , dan memberikan jawaban atas pertanyaan - pertanyaan tersebut. untuk itu saya akan memberikan penjelasan dari 10 pertanyaan sebagai berikut :

  1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi pratap triloka memilki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil ?

Sesuai dengan filosofi pratap triloka sebagai konsep dari Ki hajar dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo ( didepan sebagai teladan ) . sebagai seorang guru dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus memperhatikan nilai - nilai, sehingga dalam keputusan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi murid, karena sebagi teladan maka guru mampu menunjukan perannya dengan baik, sehingga nantinya menjadi panutan bagi murid. Ing Madya Mangun Karso ( ditengah sebagai Motivator ) Untuk dapat melkasanakan proses pembelajaran yang berpihak pada murid dan merupakan pemimpin pembelajaran maka guru dituntut untuk dapat menjadi motivasi bagi murid, maka di pandang perlu jika guru dalam pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah pada proses pembelajaran dapat memutuskan masalah dengan efektif yang nantinya memiliki dampak positif bagi murid sebagi motivasi untuk dirinya. Tutwuri handayani (dibelakang  Sebagai pendorong ) Dalam proses pembelajaran sering kita menemukan murid - murid yang memiliki kelemahan dalam proses pembelajaran, kadang kita dibuat jengkel, , marah dan sebagainga, tapi sebagai guru yang mampu secara sosial emosional dan sebagai pengambil keputusan dalam pembelajaran akan dapat meberikan keputusan yang berpihak pada murid sebagai dorongan agar murid lebih percaya diri untuk memeprbaiki kelemahannya menjadi kekuatan bagi dirinya.

       2. Bagimana nialai - nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip - prinsip yang kita ambil dalam pengambilan                  suatu keputusan.

pada prinsipnya guru sudah seharusnya memilki nilai - nilai positif dalam dirinya, karena sebagai pemimpin pembelajaran maka guru dituntut agar selalu menjunjung nilai - nilai dalam dirinya yang nantinya melahirkan keputusan - keputusan yang positif dalam pengambilan suatu keputusan. Kadang kita guru di perhadapkan dengan suatu masalah yang termasuk dalam dilema etika ( benar lawan benar ) yang memberikan kita pilihan dalam membuat keputusan yang benar - benar efektif dengan bersabdarkan pada nilai - nilai yang dimilki sebagai seorang guru, membuat keputusan yang nantinya memliki dampak positif bagi setiap murid. Ada pula ketika kita diperhadapkan dengan kasus yang termasuk dalam bujukan moral ( Benar lawan salah ) ini akan membuat kita dilema dalam membuat keputusan karena tersandra dengan bujukan moral yang ada dalam diri, untuk itu pada prinsipnya dalam pengambilan keputusan yang melibatkan bujukan moral, maka yang perlu menjadi prinsip adalah kebenaran dalam pengambilan suatu keputusan itu yang harus di lakukan demi kebaikan,. sebagai teladan, motivator dan pendorong bagi murid maka guru harus mampu menempatkan diri dalam pengambilan kpeutusan bagi murid ketika ada permasalahan sehingga keputusan tersebut dapat berpihak pada murid dan memberikan dampak yang baik bagi murid.

        3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan Coaching (                      bimbingan ) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian                  pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan -                pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal - hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah              dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Dalam pembelajaran coaching dimana guru dapat menjadi coach dalam menyelesaikan masalah yang dihadapai oleh murid, model tirta yang dipakai sebagai langkah dalam coaching untuk dapat menyelesaikan masalah yang dilakukan oleh coach terhadap coachee adalah proses penyelesaian masalah yang efektif dengan memberikan pertanyaan - pertanyaan baik terbuka maupun tertutup sebagai identifikasi, menggali potensi murid agar murud dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri dan dapat mempertanggung jawabkan sendiri hasil penyelesaian masalahnya secara mandiri. Setelah mempelajari coaching dan pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran maka keduanya memiliki hubungan,karena setiap masalah yang diselesaikan dalam sesi coaching nanti dapat diuji dengan 9 pengujian dalam pengambilan keputusan sebagai evaluasi bahwa keputusan yang diambil sudah tepat dan berpihak pada murid atau belum. Pendampingan yang di berikan oleh fasilitator dalam proses pembelajaran coaching dan pengujian pengambilan keputusan memberikan saya pemahaman yang lebih luas tentang betapa penting kita guru sebagai coach maupun sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dalam setiap masalah yang ada pada murid.

          4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap                                       pengambilan keputusan.

Sebagai guru harus mampu mengelola kemampuan sosial emosionalnya agar dalam melakukan proses pembelajaran tidak melakukan hal - hal yang dinginkan dan berdampak negatif bagi murid, karena guru sebagai teladan, motivator, dan pendorong maka guru dapat melakukan segala sesuatu dengan tetap menjaga keseimbangan sosial emosional dalam dirinya yang nantinya memberikan dampak positif bagi murid. guru selalu berusaha memnuhi kebutuhan - kebutuhan murid dan berpihak pada murid dalam proses pembelajaran dengan tetap bersandar pada nilai - nilai universal sebagai guru. Ketika guru mampu mengimbangi sosial emosionalnya maka dalam mengahdapi masalah yang dilakukan murid akan mampu membuat keputusan yang positif sebagai pemimpin pembelajaran dan ada nilai berpihak pada murid dalam memutuskan suatu masalah.

          5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai - nilai yang dianut oleh                           seorang pendidik.

Dalam proses pembelajaran sebagai guru penggerak selama ini kita di beri pengetahuan tentang proses pembelajaran yang berpihak pada murid, nilai - nilai yang kita anut reflektif, inovatif, kolaboratif, mandiri dalam mewujudkan profil pelajar pancasila. Untuk itu nilai-nilai yang telah kita anut ini kemudian diaplikasikan di sekolah maupun dilingkungan masyarakat, ketika kita diperhadapkan dengan satu kasus maka sebagai guru yang memilki moral dan etika yang positif akan dapat membuat keputusan yang positif pual yang akan memberikan dampak secara baik bagi murid maupun orang lain, maka perlu guru dapat menjaga etikanya dala preses pendidikan maupun dilingkungan masyarakat dan memliki moral yang baik dalam kehidupannya baik dilingkungan pendidikan maupun dilingkungan masyarakat.

          6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman,                 dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat adalah dengan bersandarkan pada nilai - nilai yang di anut oleh seorang guru dengan memperhatikan nilai moral dan etika yang terjadi dalam permasalahan yang ada, sehingga dalam pengambilan keputusan nanti itu membuat semua pihak dapat menerimanya dengan positif tanpa ada permasalahan baru yang timbul.

          7.  Selanjutnya apakah kesulitan - kesulitan dilingkungan anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan                                     keputusan terhadap kasus - kasus dilema etika ini ? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma dilingkungan anda ?

Kesulitan - kesulitan dilingkungan saya dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus - kasus masih bersandar pada bujukan moral, sehingga sekalipun keputusan yang telah dibuat dengan benar selalu akan menjadi sorotan bagi masyarakat maupun orang tua wali murid. Ini merupakan maslah yang berhubungan dengan paradigma dilingkungan saya, karena lebih cenderung keputusan yang dibuat adalah kepeutusan yang terdapat pada pardigma kebenaran lawan rasa kasihan.

         8. Dan pada akhirnya apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid                  - murid kita.

Untuk dapat memerdekakan murid dalam pengambilan keputusan dengan pengajaran tergantung dari metode dan penilaian kita terhadap proses pembelajaran dengan pendekatan - pendekatan yang berpihak pada murid sesuai dengan minat dan profil belajar murid, tapi kalau keputusan yang kita buat tidak sesuai dengan pengajaran baik metode dan penilaian yang jauh dari keterpihakan pada murid akan menjadi proses yang tidak memberikan kemerdekaan pada murid. Untuk sebaiknya keputusan yang di ambil adala keputusan yang sesuai dengan pengajaran yang berpihak pada murid dan memenuhi kebutuhan - kebutuhan murid.

        9. Bagaiman seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan                           murid - muridnya.

Guru yang mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid dan memenuhi kebutuhan - kebutuhan muridnya, maka dengan sendirinya murid - muridnya akan menjadi murid yang kretif, inovatif, dan mandiri dalam membuat keputusan - keputusan dalam dirinya sendiri untuk masa depannya ke depan, dan di masa depan mereka akan tumbuh dengan baik dalam memutuskan setiap masalah yang mereka hadapi.

       10. Apakah kesimpulan akhir yang anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul - modul                                sebelumnya.

  • Untuk mewujidkan profil pelajar pancasila guru sebagi teladan, motivator, dan pendorong  dituntut dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dapat berpihak pada murid dan memenuhi kebutuhan - kebutuhan murid, sehingga murid secara kreatif, inofatif dapat belajar secara mandiri.
  • Pengambilan keputusan selalu menyeimbangi sosial emosional sehingga guru dalam pengambilan keputusan  yang bersandar pada nilai etika dan moral, sehingga akan berdampak positif bagi murid.
  • Untuk mewujudkan profil pelajar pancasila guru selalu diperhadapakan dengan dilema etika dalam setiap permasalahan yang dilakukan oleh murid, untuk itu guru dapat memakai 9 konsep pengujian pengambilan keputusan sebagai sandaran dalam membuat keputusan agar seluruh pihak dapat menerima keputusan tersebut dan tidak ada masalah baru yang muncul.
  • Guru tetap memberikan proses pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga dapat mewujudkan profil pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun