Hidup itu harus berani mengambil resiko, dan kemauan belajar sangat dibutuhkan dalam setiap prosesnya agar kita menjadi orang yang lebih baik di hidup kita.
Menurut saya, kita tidak bisa menetapkan ukuran bahagia kita untuk seseorang, sekalipun dia seorang ustaz. Apalagi, ustaz2 inilah yang saya lihat kata-katanya diikuti oleh ummat. Maksudnya bagus tapi kalau kalimatnya dicerna lebih dalam bisa bermakna ganda yang menurut saya bisa berakibat fatal.
Bisa jadi, ada orang belum punya pasangan karena sedang sibuk berjuang memperbaiki hidupnya, ada hutang yang harus dilunasinya, karena dia tahu konsekuensi menikah bukan hanya persoalan cinta-cintaan doang,
Ada orang yang dia tidak punya teman, ternyata lingkungan dia tinggal memang ga mendukung dia, lingkungannya toxic, atau ada yang punya teman shalih selalu ngajakin shalat, puasa zakat tapi urusan dunia mereka ga pernah ngajak tumbuh bareng. Hanya di situ-situ aja. Bukan sih so ahli duniawi, tapi realistis lah, dalam kehidupan didunia pun kalau kita ingin hidup dengan lebih baik kita juga harus berkembang kan?
saya bilang fatal di sini, karena bisa-bisa orang jadi membandingkan ukuran dirinya dengan orang lain, mungkin awalnya dia sudah merasa oke saja dengan hidupnya yang sekarang, tapi kemudian karena membaca/mendengar tausiyahnya dia jadi minder karena masih blm punya pasangan, dia kemudian jadi merasa sedih karena pekerjaannya mengharuskan dia tinggal dari negerinya..
Jadi yang mau saya bilang, please lah para ustaz yang ngakunya gaul, yang ngakunya ini itu,, please banget.. pilih-pilih tema tausiyah yang mau dikasih ke ummat, karena ga semua umma mau berfikir kritis dan memilah informasi..
Peran ustaz dan ulama, saya kira tidak hanya ceramah soal agama saja. Tapi membentuk karakter ummat dengan mindset yang terbuka juga bagian dari tugasnya. Walaupun tentu saja, itu juga tugas kita bersama sebagai ummat.
Jadi, mumpung bulan ramadhan ini, yuk sama-sama kita belajar lagi, ngaji lagi sama para pendahulu bagaimana membentuk pola pikir/mindset ummat.. karena kita hidup di dunia juga butuh ilmunya. Sebagaimana dalam hadits "barangsiapa menginginkan dunia dengan ilmu, barang siapa menginginkan akhirat dengan ilmu, dan barangsiapa menginginkan dunia dan akhirat dengan ilmu." HR. Ahmad
Dengan mindset yang terbuka, kita akan melihat banyak hal yang berbeda dari sudut pandang yang mungkin sebelumnya tidak kita sentuh di sana. Sikap terbuka terhadap berbagai hal akan membantu kita berfikir kritis dan menuntun kita menjadi pribadi yang kuat secara fisik dan mental. Kemudian dengan mindset yang terbuka itulah kita juga harus bergerak dan tumbuh lebih baik. Ini bukan lagi soal berfikiran terbuka, tapi juga berfikir untuk tumbuh menjadi lebih baik. Saya rasa, inilah manusia islam yang seutuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H