Mohon tunggu...
Widya Widya
Widya Widya Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa

Hallo :)

Selanjutnya

Tutup

Financial

Nanem Apa Ya?

1 September 2021   07:20 Diperbarui: 1 September 2021   07:30 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nanem uang itu benar adanya.

Well dulu saya sering berandai andai nanem duit terus duit itu tumbuh terus jadi hidup ga perlu susah-susah dan tinggal nikmatin aja. Dan bodohnya saya hanya mengimajinasikannya saja, padahal sudah banyak di luar sana yang benar-benar menanamkan uang mereka sehingga uangnya terus nambah-nambah. Makanya saya heran kenapa ada orang yang semakin kaya dan ada yang tetap biasa aja.

Saya menyesal baru tahu kenyataan ini di usia 26. Lebih dari sepuluh tahun yang lalu pertanyan-pertanyaan receh tentang menggandakan uang sekarang terjawab di benak saya.

Awalnya saya sering melihat postingan di Instagram tentang grafik yang akhirnya saya tahu itu adalah pergerakan harga saham dari suatu perusahaan BUMN. 

Saham sendiri bukan hal baru bagi saya, mengingat ketika sekolah kejuruan dulu guru kami pernah mengenalkannya pada kami. Yang membuat saya begitu menyesal adalah bahwa fakta dari saham tersebut benar bisa melipatgandakan kekayaan.

Masih inget sosok viral tersebut di atas? hehehe berati kita satu angkatan :)

Okay dari postingan teman tersebut kemudian saya mencari-cari berbagai artikel, video tentang saham baik melalui media sosial, berita, maupun podcast influencer. Dan saya baru tahun bahwa saham hanya merupakan salah satu alat investasi, yang nggak gampang.

Coba-coba dan beli emiten pertama kali rasanya aaah, seneng banget saat itu. Rasanya kaya jadi orang kaya mendadak-jadi pemilik perusahaan (ciee). Padahal mah belinya saham yang dibawah 100ribu per lot hahhaa.

Karena masih penasaran dan ingin tahu tentang banyak hal akhirnya jadi gampang nafsu pengin beli ini beli. Padahal saat itu saya belum tahu itu perusahaan bagaimana yang saya beli. Saya hanya tahu produknya saja, dan orang-orang membicarakannya. Dan alhasil ketika akhirnya melihat portofolio merah membara saya sangat menyesal dan menyadari kesalahan saya.

Instrumen investasi saham mulai marak sejak pandemic melanda negeri ini. Betapa tidak menjadi heboh mengingat IHSG berhasil hancur lebur dan masuk jurang terdalam setelah krisis tahun 2008 terjadi. Dan saya merupaan salah satu 'investor' angkatan corona.

Saat ini saya masih terus belajar tentang berbagai instrument invetasi. Meskipun bisa di bilang return saham adalah yang paling tinggi di antara instrument yang lain, tetapi resikonya juga yang paling besar di antara yang lain. Dan kesalahan saya, pertama kali terjun dalam dunia persahaman tanpa tahu jenis alat investasi yang lain yang lebih aman buat pemula.

Sekarang saya belajar dari kesalahan saya tersebut dengan menambah pengalaman, wawasan, dan makin ketagihan buat baca-baca issue soal ekonomi. Karena tanpa itu saya tidak akan bisa mengelola portofolio saya. Tentunya sudah kerja keras, saatnya saya yang harus memaksa uang saya bekerja keras untuk saya hehhee

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun