Mohon tunggu...
Supiandi Ndi
Supiandi Ndi Mohon Tunggu... Peneliti -

Peneliti di Dashboard Ekonomika Kerakyatan FEB UGM | Student at The Center of Maritime and Air Transport Economics, Universiteit Antwerpen, Belgium

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Langkah Strategis Pengembangan Ekonomi Maritim Indonesia

10 Februari 2018   19:12 Diperbarui: 13 Februari 2018   13:45 7562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk meningkatkan kualitas riset, perguruan tinggi nasional bisa mengambil langkah dengan menjalin kerjsama dengan kampus luar negeri yang sudah memiliki pengalaman riset internasional di bidang maritim seperti Center for Maritime Economics and Logistics (MEL) - Erasmus University Rotterdam, Netherlands; Center for Maritime and Air Transport Management (C-MAT) - University of Antwerp, Belgium; dan Australian Maritime College (AMC) - University of Tasmania, Australia.

Ketersediaan lahan untuk melakukan aktivitas maritim menjadi langkah kunci selanjutnya. Membangun pusat pertumbuhan ekonomi yang berasis maritim harus di lokasi yang strategis, dekat dengan sumberdaya bahan baku, atau dengan memilih lokasi yang dekat dengan pasar sehingga bisa menurunkan biaya transportasi. Memilikilima pulau besar dan ribuan pulau-pulau kecil menjadi potensi serta tantangan tersendiri bagi Indonesia. Membangun pelabuhan yang berfungsi sebagi hub di pulau besar dan pelabuhan penunjang di pulau-pulau kecil.

Sebagai contoh, Port of Antwerp yang lokasinya di jantung Eropa, mampu menjadi pelabuhan yang memilik posisi kuat di Eropa. Saat ini, Port of Antwerp merupakan pelabuhan kedua terbesar di Eropa sekaligus menjadi gerbang distribusi logistik di daratan Eropa.

Pelabuhan yang berkualitas bukan hanya pelabuhan yang berfungsi sebagai lokasi untuk bongkar-muat barang saja, tetapi pelabuhan juga harus memiliki fungsi sebagai pusat pengolahan barang dan jasa (value added).

Sebagai ilustrasi, di sekitaran lokasi pelabuhan dibangun industri pengelolaan rumput laut, ketika yang masuk ke pelabuhan rumput laut maka yang keluar dari pelabuhan adalah variasi makanan, obat-obatan yang berbahan dasar rumput laut. Dengan demikian, kehadiran pelabuhan bisa memberi manfaat bagi lingkungan pelabuhan itu sendiri.

Langkah strategis  terakhir yaitu menggunakan teknologi terbaru di bidang maritim. Teknologi menjadi syarat yang harus terpenuhi untuk bisa bersaing dengan negara-negara yang sudah mengembangkan industri maritim.

Singapura menjadi pemain industri maritim yang sangat tangguh di kawasan Asia-Tenggara dan Port of Singapore tercatat sebagai pelabuhan yang paling efisien di dunia. Efisiensi identik dengan kemampuan penggunaan teknologi terbaru dan bedampak pada kecepatan bongkar-muat barang.

Sebagai perbandingan di kawasan Asean, dwell time pelabuhan di Indonesia membutuhkan 3,5 hari, pelabuhan di Malaysia 3 hari, dan Pelabuhan di Singapore 1,5 hari. Pada tahun 2016 World Shipping Council merilis volume kontainer yang singgah di berbagai pelabuhan di dunia. Volume kontainer di Port of Singapore sebesar 33.87 juta TEU, sedangkan pelabuhan Tanjung Priok, Indonesia hanya 6.40 juta TEU.

Secara letak gografis, Indonesia memiliki peluang yang besar sebagai hub Asia dan Australia, syarat yang harus di penuhi adalah peremajaan teknologi di pelabuhan, menyesuaikan kapsitas cranedengan mengikuti daya muat kapal, serta memiliki standar operasional yang memenuhi standar internasional.

Tidak ada kata terlambat dalam pembangunan industri maritim, tinggal memilih untuk memanfaatkan potensi atau mengabaikan. Mengombinasikan sumber daya manusia, pengelolaan lahan, dan pemanfaatan teknologi pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan revenue di sektor maritim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun