Mohon tunggu...
Supetra Rahadiyono
Supetra Rahadiyono Mohon Tunggu... -

Supetra Rahadiyono adalah sosok yang sederhana dan rendah hati.\r\n\r\nSeorang pemerhati masalah sosial dan politik. Lulus Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Politik jurusan Komunikasi tahun 1997.\r\n\r\nMengawali karier di PT jasatama Polamedia Kompas Group dari tahun 2000 sebagai marketing support.\r\n\r\nMenekuni jurnalistik sejak menjadi aktifis kampus sampai sekarang.\r\n\r\nSaat ini sedang melakukan kajian serius tentang gaya kepemimpinan Jokowi. Email srahadiyono@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Makna Sebuah Blusukan

8 November 2014   05:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Blusukan dapat diartikan sebagai sebauh tindakan yang mengarah pada suatu kegiatan ke tempat-tempat tertentu baik yang sudah direncanakan maupun yang belum. Blusukan berasal dari bahasa jawa yang sering diucapkan oleh mereka yang tergolong "wong ndeso" (Orang desa) yang biasanya diikuti dengan kata-kata misalnya blusukan ke pasar, blusukan ke kebun dan blusukan ke dipekarangan. Oleh karena itu kata blusukan memiliki makna kesederhanaan, tidak berlebihan yang mencirikan orang desa yang santun untuk pergi mengunjungi tempat-tempat tertentu. Terlepas darimana Anda memaknainya yang jelas blusukan saat ini sudah menjadi gaya tersendiri bagi menteri kabinet kerja. Yang menarik bukan karena gayanya meloncat pagar atau seringnya inspeksi mendadak, tetapi keseriusan seorang menteri untuk cepat tanggap mengenali persoalan yang terjadi dilapangan. Kita patut menghargai dan menghormati kerja keras mereka apapun gayanya yang penting hasil kerjanya bermanfaat bagi kita semua.

Setiap orang memiliki karakter dan gaya tersendiri. Gaya Jokowi blusukan tentu tidak sama dengan yang lainnya. Ada cirikas tersendiri yang menandai. Misalnya sikap yang santun, murah senyum, rendah hati, kedatangannya disambut hangat, warga merasa nyaman dan puas, terjadi komunikasi timbal balik yang menyenangkan dan memberi solusi yang segera ditindak lanjuti. Dan blusukan itu seyogyanya tidak terkesan dipaksakan untuk tujuan pencitraan. Misalnya membawa rombongan dan iringa-ingan pengawal yang berlebihan, membawa mobil mewah hanya untuk mendatangi warga miskin. Jadi kesederhanaan, cepat tanggap dan mencarikan solusi yang segera ditindak lanjuti adalah kunci keberhasilannya.

Blusukan sudah terbukti cara sederhana tepat sasaran. Tetapi blusukan yang kebablasan tidak terarah malah justru akan menghabiskan waktu saja. Blusukan dengan sentuhan sistem kerja profesional, kosep jelas dan target yang jelas bisa menjadi indikator keberhasilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun