Mohon tunggu...
Supetra Rahadiyono
Supetra Rahadiyono Mohon Tunggu... -

Supetra Rahadiyono adalah sosok yang sederhana dan rendah hati.\r\n\r\nSeorang pemerhati masalah sosial dan politik. Lulus Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Politik jurusan Komunikasi tahun 1997.\r\n\r\nMengawali karier di PT jasatama Polamedia Kompas Group dari tahun 2000 sebagai marketing support.\r\n\r\nMenekuni jurnalistik sejak menjadi aktifis kampus sampai sekarang.\r\n\r\nSaat ini sedang melakukan kajian serius tentang gaya kepemimpinan Jokowi. Email srahadiyono@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kisruh Melanda Partai - Mau dibawa Kemana Masa Depan Demokrasi Kita?

27 November 2014   22:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:40 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisruhnya partai golkar dan partai persatuan pembangunan akhir-akhir ini telah menjadi sorotan publik. Partai politik yang seyogyanya menjadi pilar demokrasi malah justru memberikan contoh tidak demokrasinya dalam kepengurusan partainya. Sungguh ini sebuah kenyataan yang memprihatinkan bahwa partai tertua yang seharusnya memberi contoh malah justru terpuruk dalam sebuah dualisme kepentingan dan tujuan.

Kegagalan dalam membina rumah tangga partai yang harmonis dan kegagalam dalam memenangkan pemilu legeslatif dan presiden, adalah sebuah cermin ketidakberesan pemimpin partai dalam mengelola partainya. Partai golkar yang seharusnya memiliki banyak peluang pada pemilu, dan melaksanakan musyawarah nasional sesuai mekanisme partai,  justru berseberangan dengan sejumlah pengurus partainya. Ada kesan belum jalannya musyawarah untuk mencapai mufakat. Demikian juga partai persatuan pembangunan yang seharusnya memiliki satu mekanisme kepengurusan partai malah pecah menjadi dualisme kepengurusan partai. Kalau ini menjadi virus partai dan menjadi sebuah trend baru, mau dibawa kemana masa depan demokrasi kita?

Disadari atau tidak bahwa sebuah citra publik sangat mahal harganya. Ketika sebuah partai mengalami perpecahan dan tidak diantisipasi dengan baik maka cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh pengurusnya dan pendukungnya. Idealnya apapun persoalan internal partai harus diselesaikan secara musyawarah mencapai mufakat. Pada sisi lain seorang pemimpin partai harus memiliki empati dan interospeksi dengan mengedepankan  tujuan demokrasi dan bukan individu atau golongan. Masa depan partai sangat ditentukan oleh pemimpin partainya.

Kita semua berharap apapun perselisihan yang terjadi pada internal partai harus diselesaikan dengan kebesaran hati sehingga tidak menjadi konflik berkepanjangan yang akhirnya diketahui oleh publik. Kita juga semua tahu bahwa semua orang yang hidup dalam sebuah partai memiliki banyak kepentingan. Tetapi lebih mengedepankan kepentingan rakyat dan bangsa adalah sebuah tindakan yang mulia dan terpuji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun