Ada perbedaan yang jelas anatara penjual gorengan dengan pemilik toko oleh-oleh. Bukan karena nilai uangnya yang menjadi perhatian penulis, tapi sikap dan integritasnya. Mungkin uang Rp. 500 tidak berarti bagi kita, bahkan sering kita anggap remeh dan tidak sering ditinggal di rumah, tapi bagi si penjual gorengan Rp. 500 sangat berarti. Meskipun Rp. 500 sangat berarti bagi dia, dia rela memberikannya untuk konsumennya. Sementara Rp. 7.000 tidak seberapa nilainya bagi si pemilik toko, tapi si pemilik toko memilih menipu konsumennya dan menjual integritasnya demi Rp. 7.000.
Ternyata, orang yang punya usaha besar dan banyak uangnya belum tentu kaya, karena orang kaya selalu merasa cukup atas rezeki yang dimiliknya, sehingga mau memberikan kelebihan rezekinya untuk orang lain, seperti yang ditunjukkan oleh si penjual gorengan. Sementara si pemilik toko, selalu merasa kurang atas uang yang dimilikinya. Jangankan memberikan sebagian rezekinya untuk orang lain, malahan selalu berusaha mendapat uang sebanyak-banyaknya dengan cara apapun.
Apalah artinya banyak harta, tapi hatinya merasa miskin.
Si Penjual gorengan ternyata jauh lebih kaya daripada si pemilik toko.
Salam Super Joyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H