Kemudian Allah Ta'ala berfirman "siapakah dirimu dan siapakah Aku?"
Hawa nafsu menjawab, "saya adalah saya dan Engkau adalah Engkau."
lalu Allah menyiksanya dengan api neraka jahanam selama 100 tahun. Kemudian Allah mengeluarkannya dan berfirman, "siapakah dirimu dan siapakah Aku?'
Hawa nafsu menjawab seperti jawaban pertama. Kemudian Allah menempatkan di dalam api kelaparan selama 100 tahun. Lalu Allah bertanya kepadanya. Barulah hawa nafsu mengakui bahwa dirinya adalah "hamba"dan bahwa Allah adalah "Tuhan". Karena alasan inilah, Allah mewajibkan manusia berpuasa.
Ada ulama lain yang berpendapat bahwa hikmah diperintahkannya berpuasa selama 30 hari adalah karena bapak kita Nabi Adam  a.a ketika beliau di surga memakan buah kholdi. Setelah dimakan buah itu masih tersisa terus di dalam perut beliau selama 30 hari. Ketika ia bertaubat kepada Allah, maka Allah mewajibkan Adam a.s untuk berpuasa 30 hari 30 malam, sebab kelezatan duniawi itu terdiri pada empat hal, yaitu: makan, minum, bersetubuh, dan tidur. Inilah yang menjadi tirai penghalang seorang hamba terhadap Allah Ta'ala.  Kemudian allah mewajibkan kepada Muhammad dan umatnya agar puasa pada siang hari dan memperbolehkan makan pada malam hari sebagai karunia Allah dan kemurahannya terhadap kita umat Muhammad.
Ulama berpendapat ada tiga klaster puasa, yaitu: kelas awam, kelas istimewa, dan kelas super istimewa. Puasa kelas awam adalah puasa dengan cara menahan perut dan kemaluan agar tidak mengikuti hawa nafsu.
Puasa kelas istimewa adalah puasa orang-orang shalih, yaitu dengan mengendalikan anggota tubuh terhadap hal-hal yang mendatangkan dosa. Untuk meraih puasa kelas ini, setidaknya ada 5 hal yang harus dijaga, yaitu:
Pertama, menjaga pandangan mata terhadap hal-hal yang tercela menurut syariat.
Kedua, menjaga lidah untuk tidak menggosip orang lain, berdusta, mengadu domba, dan bersumpah palsu.
Ketiga, menjaga telinga agar tidak mendengar suara-suara yang bersifat makruh.
Keempat, menjaga seluruh anggota tubuh terhadap segala hal yang bersifat makruh. Termasuk juga menjaga perut agar tidak kemasukan barang-barang yang tidak jelas halal haramnya pada saat berbuka. Tiada artinya apabila menjaga diri terhadap makanan yang bersifat halal tetapi justru berbuka dengan makanan yang haram. Orang seperti itu ibarat seorang yang membangun sebuah istana tapi meruntuhkan sebuah kota.