Mohon tunggu...
Gani Islahudin
Gani Islahudin Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Baca aja dulu, opini belakangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Membaca, Mendengarkan Lagu dan Kadang-kadang Menulis

21 Desember 2023   18:46 Diperbarui: 21 Desember 2023   19:08 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang sejak kematian Kizuki, Naoko menjadi depresi, hidupnya hampa dan merasa tak punya apa-apa. Beruntung Naoko bertemu dengan Reiko-san, wanita kuat dan pandai bermain music ini adalah sahabat, sekaligus mentor dari Naoko. Langit yang hitam itu perlahan pergi dari hidup Naoko. Dan kebetuan Shinjuku waktu itu diselimuti salju yang amat tebal.

Setelah perjalanannya ke Jepang secara tiba-tiba. Ia mulai lebih mengurung diri, saya kira setelah pertemuannya dengan Toru Watanabe hidupnya seperti di pengaruhi olehnya. Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Ibarat pejalan kaki, ia sudah melanglang buana ke berbagai Negara, bertemu dengan orang-orang aneh dan tokoh-tokoh besar dunia tetapi tak ada satupun yang membuat hidupnya menjadi muram seperti Watanabe. Ia sudah pergi ke Kuba melihat kakek tua memancing ikan Marlin besar, bukan hanya itu saja ia juga bertemu dengan Che Guevara dan Fidel Castro dua tokoh besar yang melengserkan pemimpin dictator Batista.

Sedikit beranjak dari Cuba, ia pernah ke Valparaiso kota dengan seribu gravity, kota yang memberikan inspirasi bagi penyair Pablo Neruda dalam menulis puisi-puisinya. Ia pengagum berat Roberto Bolano, entah apa yang membuatnya mengagumi sosok sastrawan nakal ini sehingga jauh-jauh datang ke Chile untuk bertemu dengan Bolano.

Perjalannya tak hanya sampai di situ. Di Eropa sudah beberapa tempat ia kunjungi termasuk pondok di atas bukit milik filsuf kenamaan asal Jerman Martin Heiddeger. Juga pernah bertemu Jean Paul Sartre dan Simon di Kafe de Flore paris. Ia kerapkali mengunyah-nguyah filsafat eksistensialisme tetapi bertemu dengan pengarangnya jauh lebih seru dari pada membenamkan diri dalam kata-kata ucapnya suatu ketika.

Sedikit lebih jauh, di Eropa timur ia bertemu dengan gurunya Leo Tolstoy, Maxim Gorky, dan Fyodor di masa Tsar. Cerita tentang mereka selalu membuatnya bergairah, tetapi sejak pertemuannya dengan Toru Watanbe, hidupnya mulai murung, datar dan biasa-biasa saja. Ia ingin hidup lebih panjang hanya untuk membaca, mendengarkan lagu, sesekali menulis tentang apa saja yang ia sukai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun