Mohon tunggu...
Gani Islahudin
Gani Islahudin Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Baca aja dulu, opini belakangan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rocky Gerung Sarankan Megawati Pecat Jokowi dan Gibran Usai Projo Deklarasi Dukung Prabowo Subianto

19 Oktober 2023   13:49 Diperbarui: 19 Oktober 2023   13:51 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rocky Gerung sarankan Megawati Pecat Jokowi dan Gibran (Foto: akurasi.co/dok: Instagram/rocky.gerung_)

Pengamat politik Rocky Gerung baru-baru ini mengeluarkan pernyataan agar Megawati memecat Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka sebagai kader PDIP.

Hal itu lantaran Projo (Pro-Jokowi) terang-terangan secara resmi melabuhka dukungannya pada capres Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang.

Diketahui, Jokowi dan Gibran sama-sama hadir dalam Rakernas VI Relawan Pro Jokowi (Projo).

Apalagi semakin hari, nama Gibran kian santer diberitakan bakal menjadi cawapres mendampingin capres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Hal itu tidak lepas dari beberapa pihak, seperti kader PSI Dedek Prayudi mengajukan pengaduan mengenai batas minimal usia calon presiden/cawapres ke Mahkamah Konstitusi. Mereka menyerukan penurunan batas minimal usia calon presiden dan wakil presiden menjadi 35 tahun.

Gugatan ini disinyalir untuk memuluskan langkah Gibran untuk menjadi wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto yang diusung oleh koalisi Indonesia Maju.

Menanggapi polemik tersebut, Rocky Gerung dalam channel Youtube pribadinya Rocky Gerung Official sebut seharunya Megawati memecat Jokowi dan Gibran.

"Sebaiknya ini yang terjadi, harusnya Mega langsung setelah deklarasi pecat Gibran dan pecat Jokowi dari keanggotaan partai PDIP," ujarnya melalui channel Youtube Rocky Gerung Official yang diunggah pada Sabtu (14/10/2023).

Tidak hanya itu, pria yang akrab disapa Roger ini juga memberikan pandangannya tentang kondisi perpolitikan hari ini yang cendrung lebih perang antar massa bukan antar kecerdasan.

"Gejala politik yang tidak melembaga sudah hadir di Indonesia, kerah-kerahan massa. Padahal sebetulnya politik kita pasca reformasi kita atur supaya ada persaingan yang fair, persaingan yang masuk akal, pake perlengkapan-perlengkapan intelektual," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun