Mohon tunggu...
Gani Islahudin
Gani Islahudin Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Baca aja dulu, opini belakangan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

7 Rekomendasi Film Tentang Kesedihan, Nomor 5 Begitu Menyayat Hati

19 Oktober 2023   10:24 Diperbarui: 19 Oktober 2023   10:33 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manchester by the Sea (Foto: akurasi.co/dok: Netflix)

Kesedihan adalah emosi yang ditandai dengan perasaan tidak bahagia, kehilangan, dan tidak berdaya. Saat sedih, orang sering kali menjadi lebih kosong, kurang antusias, dan menyendiri.

Kesedihan juga dapat dianggap sebagai penurunan suasana hati yang bersifat sementara, sedangkan depresi sering kali ditandai dengan penurunan suasana hati yang terus-menerus dan signifikan.

Terkadang disertai dengan gangguan pada kemampuan melakukan tugas aktivitas sehari-hari seseorang dengan baik. Menangis atau diam dengan perasaan kosong adalah ekspresi kesedihan.

Kesedihan bisa muncul dari berbagai masalah, bisa karena kehilangan yang orang kita cintai, kegagalan dalam kehidupan, putus cinta, atau masalah lainnya seperti jatuh miskin dan bangkrut.

Kendati demikian, setiap orang mempunyai caranya tersendiri menanggapi kesedihan tersebut, ada yang menangis, ada depresi, ada yang diam dan kosong, hingga ada yang sampai bunuh diri.

Nah, berikut 7 daftar film tentang kesedihan, nomor 5 paling menyayat hati!

1. Her (2003)

Her (2003) film yang  cerdas, kreatif, indah dan sangat menyentuh. tentang bagaimana orang-orang yang hidup di zaman modern lebih tertarik  berkomunikasi melalui layar ponsel dibandingkan dengan orang-orang yang sering berada tepat di sampingnya.

Jangan membuat kesalahan! Di balik kerumitan atau keanehan atau keeksentrikan atau kebaruan naskah yang disampaikannya, Her masih menyimpan kisah cinta di hati.

Namun, kejeniusan Jonze adalah mengetahui bagaimana menggabungkan kisah cinta ini dengan  fiksi ilmiah dan sindiran sosial modern untuk menjadikannya sangat hangat dan menyentuh dalam cara penyampaian cerita.

2. The Tree of Life (2011)

The Tree of Life sebenarnya hanyalah kisah perjalanan sebuah keluarga dalam mengarungi kejamnya arus kehidupan.

Ada kisah percintaan, pernikahan, kemarahan, kecemburuan, sibling rivalry, perbedaan pendapat dan berbagai hal alami yang selalu dihadapi setiap elemen dari sebuah keluarga.

Karakter-karakter ini kemudian 'membisikkan' kata hati dan jalan pemikiran mereka di sepanjang film yang kemudian akan menjadi alat agar kisah mereka dapat terus berjalan.

Seperti Jack sebagai putera tertua, Jack, yang sekaligus menjadi fokus utama pada kebanyakan bagian film ini, semakin merasakan tekanan yang besar dari cara ayahnya memperlakukan dirinya.

Hal ini yang pula yang kemudian mempengaruhi hubungan antara dirinya dengan kedua saudaranya. Hubungan kakak-adik yang awalnya berjalan penuh kebahagiaan lantas mulai berkembang dengan penuh intrik dan rasa cemburu.

3. The Great Beauty (2013)

Secara keseluruhan, The Great Beauty merupakan ekspresi emosi seseorang yang memiliki kehidupan yang sangat bersemangat, sibuk, bersemangat dan  dikelilingi oleh banyak orang.

Namun, semua itu hanyalah tampilan luarnya saja, karena di dalam hati, disadari atau tidak, sebenarnya manusia merasa hampa dan kesepian.

Siapa sangka, Jep yang dikenal semua orang dan pestanya selalu dihadiri banyak orang, ternyata merasa kesepian di dalam hatinya.

4. Nomadland (2020)

Nomadland menceritakan tentang Fern yang tinggal sendirian sejak suaminya meninggal karena kanker, memutuskan untuk memulai hidup baru.

Kehilangan pekerjaan dan orang-orang tercinta  memaksanya  meninggalkan rumah hingga larut malam. Ia memilih  tidur di mobilnya dan menjalani kehidupan nomaden.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Fern terus-menerus berganti pekerjaan. Dia melakukan perjalanan melintasi Amerika dengan truk lamanya. Setiap hari dia pergi ke tempat baru bersama-sama orang baru, bertemu orang baru.

Secara garis besar Nomadland merupakan cerminan dari masyarakat modern yang sedang mengalami proses penuaan.

5. Manchester by the Sea (2016)

Film Manchester by the Sea disutradarai oleh Kenneth Lonergen dengan skenario yang ia tulis sendiri, film ini mengalir natural dengan kesan kesedihan yang mendalam. Manchester by the Sea dirilis pada tahun 2016 diperankan oleh Casey Affleck.

Premis film ini sederhana tetapi di balik itu semua menyimpan kepedihan mendalam dan kekuatan untuk bangkit dan menjalani hari dengan baik.

Dengan mengambil plot maju-mundur sehingga kita akan disuguhkan dengan kejadian-kejadian yang sangat berarti dalam kehidupan Lee sebelum ia mengalami kejadian yang membuatnya trauma hingga saat ini.

Singkatnya, film ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang kehilangan kedua anaknya saat kebakaran rumahnya. Sejak kejadian itu mereka memutuskan berpisah dan hidup dengan hampa tanpa harapan.

6. Farewell (2019)

Billi seorang wanita dari keluarga Cina yang pindah ke Amerika saat usianya baru 6 tahun. Meski terpisah jarak yang jauh, Billi tetap dekat dengan sang nenek yang masih tinggal di Cina.

Hingga suatu hari Billi menerima kabar bahwa neneknya telah didiagnosis kanker dan tidak memiliki banyak waktu lagi.

Dalam tradisi keluarga Cina, keluarga harus menyembunyikan kenyataan tersebut dari orang tua yang sedang mengidap kanker.

Mereka percaya bahwa bukan penyakit yang membunuh mereka, namun rasa takut jika mengetahui kebenaran. Billi yang sudah terlalu lama tinggal di negeri Barat, merasakan pertentangan batin dengan tradisi ketimuran ini.

"The Farewell" merupakan film drama keluarga yang disutradarai oleh Lulu Wang dan dibintangi oleh Awkwafina.

Film ini diadaptasi dari kisah nyata sang sutradara yang memeluk etnis Cina, dimana memiliki tradisi khusus ketika sedang menghadapi orang tua yang didiagnosis penyakit mematikan.

7. Lost in Translation (2003)

Lost in Translation adalah film panjang kedua Coppola setelah The Virgin Suicides (1999). Meski lahir dalam nama besar Coppola, ia memutuskan film keduanya diproduksi secara indie.

Film ini bercerita tentang Bob Harris (Bill Murray) seorang aktor senior yang kini udah gak main film, tapi lebih sering jadi bintang iklan. Iklan wiski lebih tepatnya.

Dia dapet job untuk syuitng iklan wiski di Jepang. Bob sendiri terpaksa sering meninggalkan istri dan anaknya ketika bekerja di tempat jauh seperti sekarang ini.

Ternyata budaya yang asing plus bahasa yang asing pula membuat Bob terasa sangat asing dan kurang betah di Jepang.

Nah, dari teman-teman ada rekomendasi film tentang kesedihan yang lain?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun