Jauh sebelum paradaban barat menguasai segala ilmu pengetahuan, dunia  islam lebih dahulu melakukan itu semua. Mulai dari zaman Nabi Muhammad  dan puncaknya pada zaman ilmuan -- ilmuan besar Islam seperti; Al --  Kindi, Al -- Farabi, Ibn Khaldun, Al -- Ghazali, Ibn Rusyd, Ibn Sina  hingga Ibn Arabi. Bisa saya katakan bahwa paradaban islam adalah  jembatan Eropa mulai mengusai dunia dari segala aspek, mulai dari  Ekonomi, sosial, budaya, politik dan ilmu pengetahuan. Semenjak era  Renaisans (Lahir Kembali) sekitar abad 14 -- 16 Eropa bergeliat mengejar  ketinggalan dari dunia Islam dengan diterjemahkannya karya -- karya Ibn  Sina, Ibn Rusd dkk. Ada tiga penemuan yang paling berguna saat itu  hingga Eropa mampu menguasai dunia. Pertama, alat percetakan untuk mencetak sebanyak -- banyaknya karya -- karya ilmuan islam saat itu. Kedua, kompas, sebagai alat untuk menjelajahi dunia dan untuk menjajah. ketiga, pistol, sebagai senjata yang digunakan untuk menjaga diri dan digunakan untuk menjajah setelah mampu menguasai tanah jajajahan.
Dari  era itu muncul tokoh -- tokoh besar yang memulai peradaban eropa  seperti, Leonardo de Davinci, Rene Descartes, Nicollo Machiavelli dll.  Dari karya -- karya mereka banyak kemiripan yang ada terhadap karya --  karya ilmua muslim. Seperti; Nicollo Machiavelli menulis buku "Il  Priciple" yang di persembahkan keluarga Medici di Floren Italia saat  itu, buku yang membahas tentang trik dan cara jadi pemimpin dan bagaiman  mendapatkan perhatian dari rakyat. Jauh sebelum itu Al Mawardi telah  menulis Menulis "Al -- Ahkam Al sultoniah.
Dibidang Ekonomi, Islam mempunyai seorang ekonom Ibn Khaldun (1332-1405) dalam karyanya "Mukadimah". Disana  ia menguraikan bahwa motif -- motif ekonomi berkembang karena hasrat  manusia yang tak terbatas, sedangkan barang -- barang kebutuhan tersebut  sangat terbatas. Sebab itu sudut tenaga dan kegunaannya ia anggap sangat  mempengaruhi manusia. Kemudian contoh yang lain ketika Karl Marx  menginginkan masyarakat tanpa kelas yang sering di gaungkan saat itu dan  kalau kita jeli kita bisa bandingkan dengan Karya Al Farabi "Assiasah  Al madaniah" (Puncak Masyarakat Sosial) karena Al Farabi dikenal dengan  Ilmuan yang multidisiplin ilmu. Dari kedokteran, ekonomi, teologi,  filsafat dan ahli musik.
Artinya dari contoh diatas bisa kita  menengok sejarah kembali bahwa Islam dengan segala peradabannya mampu  mengusai dunia tapi kenapa dewasa ini segala yang kita lakukan selalu  berkiblat ke barat. Mulai dari bentuk Negara yang di prakarsai oleh  semangat Revolusi Prancis tahun 1789 dengan mendirikan Negara Republik  yang awalnya sistem Monarki, lalu dalam bidang Ekonomi. Manusia terus  berubah dengan segala bentuk keinginan dan terpenuhinya kebutuhan.  Lambat laun system ekonomi tradisonal mulai ditinggalkan adalah Adam  Smith yang kemudian memperkenalkan system ekonomi liberal dengan  karyanya "The Wealt Of Nation" di terbitkan pada tahun 1776 dan hampir  semua Negara cendrung memiliki kebijakan ekonomi liberal. Sekalipun satu  abad setelah Adam Smith memperkenalkan teorinya, sebagai lawan dari  teori Adam Smith, Karl Marx memperkenalkan bukunya yang berjudul "Das  Kapital" tahun 1867.
Setelah runtuhnya Tembok Berlin di Jerman,  pemisah antara Jerman Barat dan Jerman Timur dimulai pada tahun 1989  sampai benar -- benar runtuh tahun 1991 tidak ada yang mampu menandingin  dominasi Demokrasi Liberal yang di motori oleh Amerika dan sekutu hal  itu di gambarkan oleh Francis Fukuyama dalam bukunya "The End of History and The Last Man" bahwa kemenangan Kapitalis adalah sebuah keniscayaan. Tentu Francis  Fukuyama mempunyai argumen yang kuat serta di tambah dengan beberapa  fenomena yang terjadi dan beberapa penelitian ilmiah sebagai  pendukungnya.
Namun kita sebagai umat Islam tentu tidak serta  merta percaya sepenuhnya bahwa kemenangan Kapitalis adalah puncak  peradaban. Lalu apa yang membuat Ekonomi Islam tidak diperhitungkan  bahkan di Negara kita sendiri masih banyak pejabat, masyarakyat biasa  masih menabung, meminjam uang di Bank -- Bank konvensional?  Saya kira  penolakan terhadap system ekonomi Islam cendrung berbau politis dan  ideologis. Dimana Eropa (Barat) selalu menampilkan dirinya sebagai  paradaban yang superior, sementara Timur dianggap sebagai inferior.Â
Menurut Listiyono Santoso dalam Epistemologi Kiri (2014;  263) pada perkembangan selanjutnya, proyek moderenisasi memuculkan  perubahan sebuah tatanan dalam masyarakat dibelahan Timur yang cendrung  berpola dalam bentuk dominasi baru, yaitu dominasi kesadaran Eropa  (Barat) atas Timur. Kesadaran yang coba ditanamkan bahkan secara ekstrem  dibenamkan dalam ruang kesadaran kognitif masyarakat Timur telah lahir  melalui moderenisasi berupa janji -- janji kemajuan teknologi dan  pembangunan bahkan dengan industrialisasinya proyek inilah yang secara  politis dianggap oleh Hasan Hanafi (2000) sebagaimana di kutip Listiyono  Santoso (2014; 263) sebagai Westenisasi, sebuah cerminan dari Baratsentrisme, atau Eropasentrisme yang di paksa secara Ideologis dalam ruang kesadaran dunia Timur".  Fenomena Westernisasi ditebarkan dalam bidang Ekonomi, politik,  pendidikan dan kebudayaan. Hal ini masih sangat jelas terlihat sampai  saat ini padahal Nabi kita Nabi Muhammad SAW sebagai manusia paling  agung, manusia pembebas dari kekufuran pada zaman jahiliyah memberikan  kritik terhadap system ekonomi yang di jalankan oleh kaum Qurasisy Mekah yang timpang dan kapitalistik. Sebagaimana Eko Supriyadi dalam Sosialisme Islam (2003:  106) "meminjam bahasa Karl Marx, sebenarnya Islam telah menyediakan  hadirnya basis revolusi, yaitu unsur pasif dasar material. Islam  menemukan senjatanya dalam kaum tertindas sedangkan kaum tertindas  menemukan insipirasinya dalam ayat Al-Qur'an dan perkataan Nabi Muhammad  dalam Sunnah -- nya". Nabi Muhammad SAW hadir dalam Masyarakat  arab saat itu untuk memimpin masyarakat untuk melawan ketimpangan  sosial, dalam iklim masyarakat yang kapitalistik dan eksploitatif, Nabi  Muhammad SAW bersama para pengikutnya kaum tertindas berjuang untuk  menyuarakan persamaan, persaudaraan dan keadilan. Tidak ada lagi budak,  tidak ada lagi majikan, tidak ada lagi pembunuhan terhadap bayi  perempuan. Patuh terhadap perintah Allah SWT.
Apa yang di  kehendaki Islam sebenarnya sederhana, yaitu hasrat untuk memperoleh  kekayaan oleh individu harus diimbangi dengan kejujuran dan belas  kasihan. Kehadiran zakat merupakan sarana Islam yang paling dasar untuk  melambangkan keperhatinan terhadap nasib orang lain. Dengan zakat kaum  muslimin mengemban kewajiban kolektif untuk mendistribusikan kekayaannya  secara adil dan merata bagi seluruh masyarakat.
Dalam hal distribusi kekayaan dalam Islam Huston Smith mengatakan dalam bukunya, Agama -- agama Manusia (1985: 281) "Asas ini merupakan asas yang baru dalam abad 20 yang  dicapai oleh demokrasi dengan konsepnya tentang Negara persemakmuran.  Akan tetapi jauh sebelum itu Muhammad telah melembagakannya sejak abad  ke -- 7 dengan menetapkan suatu pajak bertingkat bagi mereka yang kaya  untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H