Eeh bukannya minta maaf dan menyesali, karena ulah suporter adalah bak gunung es yang memang tidak pernah dimanajemen oleh PSSI, maka kekecewaan suporter karena kekalahan timnas bukan untuk dikecam.
Enak sekali Sekjen PSSI bicara jangan pernah menggunakan football passion (baca: gairah sepak bola) untuk melanggar aturan.
Bila tidak ingin gairah sepak bola suporter Indonesia melanggar aturan, jangan enak duduk di organsisasi PSSI tanpa pernah mengedukasi suporter.
Saat suporter rusuh hanya gemar menghukum dan mendenda klub. Kini, saat suporter rusuh untuk gairah sepak bola nasional, hanya mengecam dan bilang menyesali.
Pahami akar masalahnya mengapa suporter rusuh! Selain karena belum pernah ada program edukasi suporter resmi dari PSSI, gairah suporter untuk sepak bola nasional berprestasi juga sudah sangat dirindukan suporter.
Saat publik sangat memiliki ekspektasi timnas akan melumat musuh bebuyutan Malaysia apalagi di kandang, suporter malah dibuat kecewa oleh penampilan timnas yang jauh dari harapan.
Bukan meminta dukungan suporter hadir ke SUGBK dengan menjual tiket wajar, malah sebaliknya pikirannya hanya mencari keuntungan, namun tak menengok bagaimana timnas dipersiapkan oleh pelatih.
Sudah begitu, tak berpikir juga bahwa tim lawan, negaranya telah usai dari ingar bingar kompetisi, sementara pasukan Indonesia masih disibukkan oleh kompetisi Liga yang pada akhirnya membuat pemain tak memiliki waktu untuk pulih fisik dan bugar menghadapi laga sekelas Kualifikasi Piala Dunia.
Bukannya meminta maaf karena telah menjual tiket mahal, dan suporter tak layak menonton laga timnas sesuai dengan harga tiket yang mahal, Ratu Tisha malah mengecam dan menyesalkan kericuhan yang terjadi. Bahkan ia menilai para suporter tak seharusnya bertindak seperti itu.
"Saya sangat menyesalkan hal yang terjadi ini, utamanya di pertandingan FIFA World Cup Qualifier. Indonesia pertama kalinya ikut lagi dalam qualifier setelah suspension kemarin," ujar Ratu Tisha.
"Satu hal yang pasti, jangan pernah menggunakan football passion untuk melakukan suatu tindakan yang melanggar aturan, apalagi sampai jangan pernah menggunakan alasan football passion. Kalau kita passion kepada football kita sama-sama jaga sepakbola ini," ucap Tisha.