Garuda Nusatara sangat berkesempatan menyudahi fase grup dengan menyapu bersih seluruh laga dalam Piala AFF U-18 2019.
Setelah sebelumnya menyingkirkan Filipina, Timor Leste, Brunei, dan Laos, laga pamumgkas akan bentrok dengan runner up sementara grup A, Myanmar yang terus menguntit Timnas U-18.
Laga tersebut akan digelar di Stadion Thong Nhat pada Rabu (14/8/2019) pukul 15.30 WIB.Â
Menghadapi Myanmar, sejatinya akan menjadi ujian paling lengkap bagi pasukan Fakhri Husaini sebelum berlaga di fase gugur.
Dengan kepastian telah lolos ke babak semifinal, dan kepastian menjadi juara grup atau runner up baru akan diketahui setelah bersua Myanmar, siapapun yang akan dihadapi di babak semifinal, tetaplah tim-tim penuh kualitas.
Kini di Grup B bercokol tiga tim terbaik yang masih akan saling jegal. Tiga tim tersebut adalah penghuni ranking 1-3, Yaitu Australia, Malaysia, dan Vietnam.
Karenanya, menjadi juara grup atau runner up, penggawa Garuda dipastikan akan menemui lawan berat.
Karenanya, saat bentrok meladeni Myanmar nanti, perpaduan lawan model Timor Leste dan Laos, tentu akan dijumpai dari sosok timnas Myanmar.
Saat meladeni Timor Leste, permainan keras cenderung kasar, serta tekanan mental yang diberikan anak-anak Timor Leste, telah cukup menguji kecerdasan intelgensi dan persinaliti anak-anak Garuda yang terbungkus dalam kesan bahwa anak-anak Garuda telah bermain dengan penuh kedewasaan, hingga diajak dan dipancing kisruh pun mereka redam.
Berbeda dengan Timor Leste, yang segala intrik dan taktik memancing emosi anak-anak Garuda ini rancangannya terkesan hanya lahir di lapangan dan dilakukan oleh niat para pemain sendiri, bukan strategi yang diinginkan pelatih, namun saat bentrok dengan Laos, nampak jelas, intrik dan taktik anak-anak Laos jelas disutradarai dari luar lapangan.
Seperti halnya anak-anak Timor Leste, menyadari bahwa kemampuan teknik dan speed mereka kalah dari Indonesia, maka mereka memainkan intrik mentalitas yang menyerang intelgensi dan personaliti anak-anak Garuda.
Praktis sejak menit awal hingga kedudukan imbang 1-1, dimotori oleh penjaga gawang yang sekaligus kapten tim, Laos benar-benar hanya berniat bermain imbang. Maka, pelatih menempatkan sedikitnya 5 pemain yang tidak beranjak dari kotak pinalti dan memainkan bila direct untuk serangan balik yang terbukti ampuh hingga Laos sempat unggul duluan.
Jalannya permainan benar-benar nampak membosankan karena mereka, terutama penjaga gawang hanya mengulur waktu dan berpura-pura cidera, lalu mencidrai pemain Indonesia, hingga Supriyadi pun tak tuntas menyelesaikan babak pertama karena menjadi bulan-bulanan permainan kasar pemain Laos.
Bisa jadi, perpaduan serangan non-teknis penuh intrik Timor Leste dan Laos, tidak akan diikuti oleh Myanmar. Sebab, Myanmar sangat membutuhkan kemenangan agar dapat menjadi juara grup.
Yang perlu dihindari oleh Bagas dan kawan-kawan adalah permainan keras Myanmar yang bisa jadi akan menggunakan segala cara demi memenangi laga.
Bila permainan keras terjadi dan mencidrai pemain Garuda, maka amunisi Garuda Nusantara akan semakin berkurang, karena Supriyadi juga sudah cidera dan beberpa pemain telah terkena kartu kuning.
Semoga, anak-anak Garuda akan semakin dewasa di laga akhir grup, sebagai bekal menghadapi babak semifinal yang sangat mungkin di luar persoalan teknik dan speed, lawan-lawan akan memainkan intrik serangan mental dengan kecerdesan intelgensi dan personaliti mereka.
Pastinya, laga melawan Myanmar akan menjadi kesempatan perdana bagi anak asuh Fakhri Husaini untuk mengakhiri fase Grup A Piala AFF U-19 2019 dengan lima kemenangan dari lima pertandingan yang dijalani.Â
Sebab, dalam sejarah partisipasinya di Piala AFF U-18 atau U-19, Timnas U-18 memang belum pernah sekali pun melakukan sapu bersih  kemenangan di semua laga fase grup.Â
Bahkan saat Garuda Nusantara menjadi kampiun pada 2013, Evan Dimas dan kawan-kawan pernah sekali kalah di babak grup saat bentrok versus Vietnam.
Lalu saat bermain di kandang sendiri 2018, Indonesia hanya menjadi runner-up grup setelah kalah bersaing dari Thailand. Satu-satunya kekalahan yang mereka derita saat itu adalah ketika berjumpa Thailand di laga terakhir fase grup.
Pada 2017 di Myanmar, meski berhasil menjadi juara grup, namun skuat asuhan Indra Sjafri saat itu sempat menelan satu kekalahan melawan Vietnam. Tahun 2016, Indonesia yang berada di Grup B bersama Thailand, Australia, Myanmar, Kamboja, dan Laos malah harus rela tidak lolos dari babak grup.Â
Saat itu tiga kekalahan diderita oleh anak asuh Eduard Tjong melawan Myanmar, Thailand, dan Australia. Meski di dua laga terakhir bisa mengalahkan Kamboja dan Laos, hal itu tetap tak mampu menyelamatkan Indonesia.Â
Bila ditelusuri ke tahun-tahun sebelumnya, tidak ada catatan Timnas Indonesia menyapu bersih kemenangan di fase grup.
Semoga mengalahakan Myanmar di Piala AFF U-18 2019, akan menjadi catatan sejarah bagi Garuda Nusantara yang dapat menyapu bersih seluruh laga fase grup sekaligus menjadi juara grup.
Yakin, bekal menghadapi Timor Leste, Laos, dan Myanmar, cukup mematangkan kecerdasan intelegensi dan personaliti anak-anak Garuda guna mengahadapi siapapun di partai semifinal.
Seluruh amunisi yang dipilih Fakri Husaini kali ini cukup matang dalam hal teknik dan speed, jadi siapapun yang akan diturunkan, tentu akan selalu terjaga keseimbangan tim dengan semakin matangnya mental pemain. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H