Karena adanya Statuta, maka selama ini "orang-orang pintar" yang dipercaya oleh voter, bukan rakyat untuk mengurus sepak bola nasional, adalah orang-orang yang justru pintar mengurus kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.
Bahkan kisah terbaru, ada cerita KLB singkat, hanya berlangsung 1 jam, yang di dalamnya hanya menyajikan drama pengumuman-pengumuman yang sudah dirancang oleh pengurus PSSI dan voter terkesan diam dan kongkalikong.
Pak Presiden, ayo datangi PSSI, seperti Bapak mendatangi PLN pagi ini. Sepak bola nasional itu di dukung oleh sponsor, sponsor tertarik mendanai karena ada publik/rakyat yang mencintai sepak bola nasional. Namun sudah 89 tahun, sepak bola nasional tetap padam dan hanya dikuasai oleh pengurus PSSI dan voter, rakyat tidak bisa menyentuh PSSI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H