Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menjadi Ketua Umum PSSI untuk Prestasi Sepak Bola, Bukan Kendaraan Politik

23 Juni 2019   12:14 Diperbarui: 23 Juni 2019   12:35 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Adanya fenomena yang sesuai fakta tersebut, Anggota Komite Eksekutif PSSI, Yunus Nusi, meminta kepada seluruh pihak yang akan mencalonkan diri menjadi Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum PSSI, untuk tidak mencari popularitas semata.

"Tanggal 27 Juli itu baru pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan. Ada juga perubahan statuta tentang cara pemilihan, jadi berkisar di situ saja," kata Yunus Nusi, saat berbicara.kepada awak media di Stadion Brawijaya, Kediri, Sabtu 22 Juni 2019.

"Menurut pendapat pribadi, kami akan persilakan bagi siapa saja (untuk duduk di PSSI), selama tidak ada kepentingan politik. Kami tidak ingin pemilihan Ketua PSSI hanya menjadi tumpangan politik saja, itu yang harus dihilangkan," tambah Yunus yang juga menjabat sebagia Ketua Asprov PSSI Kaltim.

Apa yang diungkap Yunus memang sejalan dengan harapan seluruh publik pecinta sepakbola nasional. Bila di balik para calon yang siap menjadi Ketua atau Wakil memang justru latar belakngnya karena adanya kepentingan politik, maka dipastika roda organisasi sepakbola nasional akan kembali tersendat. Menurutnya.

FIFA saja terkesan bosan mengurusi sepakbola nasional yang selalu bermasalah di sektor ketua dan para pengurusnya.

Atas kondisi ini, bila masuk menjadi pengurua PSSI hanya sebagai batu loncatan dan dijadikan sarana atau kendaraan menuju jabatan Gubernur atau Menteri, harus sudah dicekal jangan sampai lolos menjadi calon yang terverifikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun