Bila pada laga besok, Simon akan kembali bereksperimen, hendaknya Simon stop menjadi pelatih nasional.Â
Apapun latar belakang dan tujuan laga uji coba versus Vanuatu, tetap menjadi gengsi dan prestasi bangsa. Terlebih FIFA (menurut PSSI) akan memberikan point untuk ranking.
Jadi benar, bila Manajer Madura United berujar bahwa, bila laga Timnas hanya untuk eksperimen, baiknya Simon membawa Timnas bertanding melawan tim Liga 3 saja.
Begitupun untuk PSSI, semoga banyak suporter Timnas yang hadir ke GBK, sehingga PSSI tak merugi, namun untung seperti niat dan tujuannya yang lebih khusus bukan sekadar mencari prestasi untuk Timnas.
Kekecewaan publik sepakbola nasional sudah bertumpuk kepada PSSI, begitupun kepada Simon yang kini gemar eksperimen di Timnas.Â
Andai saja besok Timnas kembali takluk kepada lawan, bahkan laga dilakukan di kandang, maka kecaman terhadap Simon tentu akan bertambah.
Terlebih, bila Simon kembali meremehkan lawan. Sebab, Vanuatu juga bukan tim kemarin sore.
Berdasarkan rangking FIFA 4 April 2019, Vanuatu, bertengger di posisi 166, sementara Indonesia berada di rangking 159. Perbedaan yang hanya 7 angka di posisi rangking FIFA, dalam fakta laga selama ini, tidak begitu signifikan. Jadi, Vanuatu bisa jadi akan memberikan sengatan pada pasukan Garuda yang sedang dalam proses eksperimen Simon.
Yang akan terjadi berikutnya, bila pada akhirnya Timnas Kalah, sejarah akan mencatat bahwa FIFA A Matchday bulan Juni 2019, penggawa Garuda dua kali keok akibat kecerobohan dan kepongahan pelatih.
Siapa Vanuatu?
Timnas Vanuatu mungkin saja asing bagi publik pencinta sepak bola Indonesia.Â