Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Korban Pemilu Terus Bertambah?

25 April 2019   23:03 Diperbarui: 25 April 2019   23:15 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang berpendapat Pemilu Curang, gagal. Hasil penghitungan RQ KPU pun bisa "dikendalikan" stabil, tidak pernah jauh dari angka 55 (01)  dan 45 (02).
Namun dibalik permainan yang belum usai, adanya penarikan pasukan keamanan ke Ibu Kota, ada yang bicara tentang "boneka". Terus mengemuka polemik dan sungguh menarik sejarah Pemilu RI 2019 ini.

Lebih tragis, tanpa pernah ada prediksi, tragedi kemanusiaan yang luar biasa terjadi.  Apa akibat kurang cerdasnya manajemen Pemilu? Sehingga tidak mengantisipasi potensi-potensi yang berakibat gugurnya petugas KPPS?

Hingga hari ini, jumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) meninggal dunia bertambah menjadi 225. Selain itu, sebanyak 1.470 anggota KPPS dilaporkan sakit. Angka ini mengacu pada data KPU per Kamis (25/4/2019) pukul 18.00 WIB.

Anggota KPPS yang meninggal maupun sakit sebagian besar disebabkan karena kelelahan dan kecelakaan.

Mengapa harus terus bertambah dan terus berjatuhan korban-korban petugas KPPS, KPU? Pemerintah?

Semoga besok pagi, Jumat, 26 April 2019 dan seterusnya, tidak ada keluarga petugas KPPS yang berduka,  tidak ada lagi korban meninggal. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun