Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas U-22 Gagal karena Manajemen dan Strategi?

24 Maret 2019   22:33 Diperbarui: 26 Maret 2019   17:21 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pupus sudah, kiprah Timnas U-22  dalam ajang kualifikasi Piala Asia U-23 2020.

Adapun kegagalan Garuda kali ini, saya sebut ada dua hal.

Pertama, penjegalan Ezra Walian oleh panitia, dalam hal ini adanya laporan tuan rumah Vietnam ke AFC dan diteruskan ke FIFA, menjadi sebab perdana. Sekaligus menjadikan keberhasilan Vietnam dengan taktik dan intrik di luar lapangan.

Akibat batalnya Ezra tampil, cukup berdampak pada mental tim. Namun, pertanyaannya, msngapa PSSI juga tidak memahami regulasi FIFA bahwa Ezra pernah merumput bersama Timnas Belanda di level U-17 Eropa.

Artinya, atas kelemahan PSSI, menjadikan lawan yang sekaligus tuan rumah Vietnam berhasil menjegal Ezra tanpa perlu bertanding dengan kolaborasi bersama AFC dan diamini FIFA.

Kedua, kegagalan dari manajemen Timnas sendiri. Di antaranya percaya diri yang berlebihan. Lalu pelatih tetap tidak terbuka mata dengan memasang komposisi pemain yang tidak tepat saat meladeni Thailand pun dengan sistem bermain terbuka, hingga 4 gol bersarang tidak begitu mudah.

Berikutnya, saat baru saja dikalahkan oleh Vietnam di lapangan, karena sebelumnya, berhasil menjegal Ezra, Indra tetap tidak cepat mengambil keputusan.

Terus membiarkan Osvaldo dan Egy berada di lapangan. Padahal kedua pemain ini terlihat sangat kurang daya dobraknya dan lebih sering menghambat kolektivitas tim untuk bermain cepat.

Maka, layaklah Timnas tersingkir dengan cepat.

Padahal saat mereka menjuarai Piala AFF U-22, uforia kemenangan dan penghargaan menempatkan Timnas U-22 sebagai Pahlawan yang lantas di guyur bonus miliaran rupiah oleh Presiden, Kemenpora, dan pihak lainnya.

Sementara Thailand dan Vietnam tidak begitu menyesali atas kegagalan di Piala AFF karena menurunkan pemain pelapis. Tarrget mereka adalah mengejar prestasi Asia dan Dunia.

Secara umum, Timnas U-22 masih memiliki harapan berkembang, namun sayang tidak dapat tampil di putaran final Piala Asia U-23 2020.

Sayang, melimpah pemain bertalenta, sebab salah manajemen dan strategi, membuat mereka gagal.

Atas kegagalan ini, Thailand dan Vietnam akan terus me ganggap remeh Timnas Indonesia.

Kita tunggu, besok bagaimana nasib Timnas senior meladeni Myanmar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun