Selain itu, Vietnam merupakan finalis Piala AFC U-23 2018. Mereka menjadi tim Asia Tenggara pertama yang mencapai partai puncak turnamen Asia kategori U-23 itu.
Kendati demikian, hasil akhir pertandingan sepakbola tidak selalu dapat diprediksi secara matematis.
Siapa menyangka, pasukan Garuda begitu mudah dipecundangi oleh Thailand? Seharusnya sebagai juara Piala AFF-U-22, secara matematis terlihat kurang masuk akal.Â
Sayangnya hanya berbekal sudah mengantongi juara, lalu Indra tetap percaya diri dan seolah menganggap remeh Thailand yang faktanya menambah 15 pemain baru. Jangankan 15 pemain, tambah 1 atau 2 pemain saja pastinya ada perubahan signifikan.
Lha ini, 15 pemain baru. Itu namanya tim berubah total. Malah sisa 4 pemain bila yang 11 adalah pemain inti yang tidak diturunkan saat mereka dikalahkan pasukan Indra. Fakta lainnya, 4 gol yang dilesakkan Thailand, semua oleh pemain yang tidak turun di Piala AFF U-22.
Jadi, antisipasi saat kontra Vietnam nanti malam, Indra dan pasukannnya wajib bertindak lebih dari saat takluk dari Thailand. Terlebih, Vietnam didukung oleh pemain ke-12, yaitu publik tuan rumah sekaligus ada misi terselubung, balas dendam atas kekalahan di semi final Piala AFF U-22.
Ayo, Indra dan pasukannya, sembuhkan mentalitas tim. Tidak kalah sebelum bertanding. Tahu caranya tidak mudah kebobolan dan menjinakkan lawan. Serta membalikkan ramalan dan keadaan. Setelah keok dari Thailand, kini mereka kembali meremehkan kita. Apakah kita juga mau diremehkan Vietnam? Tetap optimis Garuda Muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H