Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jalan Meraih Trofi Piala AFF Edisi ke-12, Awali dengan Melibas Singapura

8 November 2018   13:40 Diperbarui: 8 November 2018   16:35 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Tribunnews.com

Kamis (08/11/18), Piala AFF edisi ke-12 kembali bergulir. Turnamen sepakbola paling bergengsi di Asia Tenggara ini akan tersaji sejak 8 November 2018 dan berakhir 15 Desember 2018.

Laga pembuka akan mempertemukan Kamboja versus Timnas Malaysia dari Grup A, di Stadion Olimpik, Phnom Penh, Kamboja, mulai pukul 17.30 WIB, disusul Laos kontra Vietnam di Vientiane satu jam kemudian.

Pertandingan yang akan berlangsung dengan format kandang dan tandang, di Grup A sendiri diisi oleh Vietnam, Malaysia, Myanmar, Kamboja dan Laos. Grup B, terdiri atas Timnas Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina dan Timor Leste.

Indonesia diwaspadai

Sebelum Piala AFF 2018 ini bergulir, sejatinya publik sepakbola Asia Tenggara, Asia, dan dunia kini sedang sama-sama menjadi saksi atas kebangkitan sepakbola nasional.

Fakta atas Timnas U-23 yang di Asian Games masuk 8 besar, lalu Timnas U-16 meraih Piala AFF U-16 2018 dan merangsak di level 8 besar Piala Asia 2018 serta Timnas U-19 yang juga dapat meraih posisi 8 besar sebelum disingkirkan Jepang, menjadikan seluruh kontestan Piala AFF 2018 mewaspadai Indonesia.

Bahkan mereka semua bukan hanya mewaspadai kebangkitan Timnas Indonesia, namun juga waspada atas dukungan suporter dan media di Indonesia.

Memang baik Thailand maupun Vietnam seolah masih meremehkan Timnas Garuda, namun pembuktian di lapangan akan menjadi jawaban atas sikap mereka yang masih terkesan memandang sebelah mata penggawa Garuda.

Malah, bukan mewaspadai, justru media Vietnam mencoba mengulik kisah lama tentang sepakbola memalukan yang dilakukan Indonesia.

Saat itu, bahkan Bima Sakti turut menjadi pemain di Piala AFF 1998 yang kala itu masih bernama Piala Tiger 1998. Indonesia sengaja mengalah kepada Thailand demi tidak ketemu Vietnam di semifinal. Mengapa media Vietnam mengingatkan hal ini? Sebab, Timnas Indonesia kini diasuh oleh Bima Sakti yang saat kejadian 1998, Bima adalah bagian dari Timnas Indonesia.

Apa yang dilakukan media di Vietnam, dengan mengingatkan peristiwa tahun 1998, bisa jadi hanyalah psywar, perang urat syaraf karena faktanya Timnas Indonesia kini dapat diandalkan menjadi kampiun Piala AFF edisi ke-12 tahun 2018.

Laga Indonesia

Timnas Indonesia sendiri baru akan turun bertanding besok, Jumat (09/11/18) meladeni Singapura di National Stadium, Kallang, pada pertandingan pertama Piala AFF 2018 Grup B. Di laga ini, Singapura berstatus sebagai kuda hitam.

Kendati Singapura telah memenangkan Piala AFF sebanyak empat kali. Namun, prestasi mereka menurun dalam dua edisi sebelumnya, Singapura tak pernah lolos dari fase grup. Menurunnya prestasi Singapura membuat mereka tak difavoritkan sebagai kandidat juara Piala AFF 2018.

Berbeda dengan Singapura, Timnas Indonesia seperti terkutuk belum pernah sekalipun merasakan gelar juara sepanjang gelaran 11 edisi sebelumnya, dan hanya puas dengan meraih lima runner-up.

Sebelum laga besok, dalam dua pertemuan terakhir, skuat Garuda selalu meraih kemenangan atas Singapura. Untuk itu, pertandingan besok tentu akan sangat menarik perhatian para pecinta sepak bola Indonesia, Asia Tenggara, Asia, dan dunia.

Sebab, skuat Garuda kali ini justru diperkuat oleh pemain naturalisasi, sementara pasukan Fandi Ahmad hanya berisi para pemain asli kelahiran negara mereka, tanpa pemain naturalisasi.

Saat Singapura mampu meraih 4 kali jawara Piala AFF, Timnas mereka diperkuat oleh pemain-pemain naturalisasi, sementara negara lain masih mengandalkan pemain kelahiran negara masing-masing, termasuk Indonesia.

Kesempatan pembuktian Bima

Laga awal biasanya sulit, terlebih skuat Garuda harus menghadapi Singapura di kandangnya. Namun justru kondisi inilah yang dapat dijadikan tolok ukur awal. Apakah Bima Sakti dapat menjadi nakoda Timnas yang dapat diandalkan selepas di tinggalkan oleh Luis Milla.

Apakah pilihan Bima Sakti sebagai pelatih Timnas memang tidak salah, terlebih Bima belum pernah melokoni pengalaman sebagai pelatih klub di Indonesia.

Apakah berbekal modal ilmu yang ditransfer Milla kurang lebih selama satu setengah tahun, Bima dapat mengaplikasikan dalam tubuh skuat Garuda. Malah hingga saat ini, masih ada yang mempertanyakan mengapa pemain Timnas yang dipanggil itu. Mengapa pemain dari klub ini tidak ada yang di panggil. Mengapa pemain dari daerah ini tidak ada yang dipanggil.

Namun, Timnas harus tetap melangkah. Laga awal sudah di depan mata. Haruskah Piala AFF edisi ke-12 kali ini, penggawa Garuda masih harus nirgelar? Sepanjang pengamatan saya, Timnas Piala AFF kali ini, merupakan salah satu Timnas terbaik dilihat dari sisi kelengkapan komposisi pemain dan kualitasnya.

Seluruh posisi diisi oleh pemain-pemain yang secara standar memenuhi syarat sebagai pemain nasional baik dari segi intelegensi, teknik/skill, dan speed. Namun, di antara pemian yang terpilih, memang masih ada pemain yang memiliki mental individualistis.

Untuk itu, dalam laga awal besok, saat meladeni Singapura, selain seluruh pemain wajib mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya bermain dengan cerdas teknik, intelegensi, personaliti, dan speed, publik sepakbola nasional juga ingin membuktikan bahwa Bima Sakti dan rekan memang layak memegang tampuk pelatih Timnas. Kita tunggu, bagaimana taktik/strategi bahkan intrik Bima Sakti dalam menyingkirkan Singapura besok.

Inilah saatnya sepakbola nasional bangkit seutuhnya, saat publik sepakbola dunia sedang memerhatikan kebangkitan sepakbola dan suporter sepakbola nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun