Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala AFF, Ayo Timnas U-16 Libas Filipina!

29 Juli 2018   08:30 Diperbarui: 29 Juli 2018   09:17 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serambi Indonesia - Tribunnews.com

Berbekal  juara Tien Phong Plastic Cup 2017 dan Piala Jenesys 2018, timnas U-16 siap membalas sakit hati kakaknya, timnas U-19 yang gagal mempersembahkan kado juara Piala AFF U-19 2018 di hadapan publik sendiri.

Piala AFF U-16 akan digelar Mulai Minggu, 29 Juli hingga 11 Agustus 2018. Turnamen tingkat Asia Tenggara ini akan digelar di Jawa Timur, tepatnya di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik dan Stadion Gelora Delta Sidoarjo. 

Diikuti 11 tim dan terbagi menjadi dua grup. Indonesia sendiri berada di Grup A bersama juara bertahan Vietnam, Myanmar, Kamboja, Timor Leste, dan Filipina. Sementara grup B terdiri dari runner-up Piala AFF U-16 2017 Thailand, bersama Malaysia, Singapura, Brunei, dan Laos.

Mengawali pertarungan grup A dengan meladeni Filipina di partai pembukaan, Minggu (29/7/2018), sejatinya tim asuhan Fakhri ini sangat diuntungkan dari berbagai segi. Selain pengalaman meraih dua kali tropi, mereka juga akan didukung penuh oleh publik sepakbola nasional baik secara langsung ke stadion maupun melalui layar kaca.

Tim inipun, digadang-gadang dapat mengantongi tiket ke Piala Dunia U-17 tahun 2019, bila mampu lolos ke babak semi-final Piala Asia U-16 2018 yang akan digelar di Malaysia, 20 September - 7 Oktober nanti. Bergabung di grup C bersama Iran, Vietnam, dan India, para penggawa timnas termuda ini akan mencoba peruntungan lolos dari adangan tim-tim kuat Asia.

Untuk itu, ajang Piala AFF U-16 memang akan dapat dijadikan tolok ukur seberapa besar kemungkinan timnas U-16 dapat berkiprah di Piala Asia yang juga meloloskan tim U-16 Thailand, Vietnam, dan Malaysia sebagai tuan rumah.

Tidak mengulang uforia U-19

Agar peristiwa U-19 dalam Piala AFF yang 2018 tidak terulang, maka timnas U-16 beserta seluruh publik pecinta sepakbola nasional, wajib belajar dari kisah perjalanan U-19 di Piala AFF yang baru saja berlalu.

Saat itu, uforia terhadap timnas U-19 yang seolah yakin akan mengulang sukses menjadi jawara seperti tahun 2013, terjadi di seluruh elemen. Berlaku sebagai tuan rumah, seluruh pendukung bersatu padu hadir memerahkan stadion demi mendukung tim asuhan Indra Syafri.

Tiga pertandingan di babak penyisihan yang berhasil dilewati mulus oleh Sadil dan kawan-kawan, membuat timnas U-19, jemawa. Indra pun sangat percaya diri dengan seluruh pasukannya yang dibilang sudah memiliki kemampuan merata. Sehingga, Indra berani melakukan rotasi pemain secara besar-besaran di setiap laga.

Apes memang tidak dapat diduga, sikap jemawa para pemain, dan terlalu percaya dirinya Indra dengan program rotasi pemain, plus jaminan satu tiket ke semifinal sudah ditangan, maka timnas U-19 meladeni Thaliand di laga akhir penyisihan grup dengan formasi tim yang bukan skuat utama.

Setali tiga uang, dukungan suporter yang langsung hadir di stadion, menjadikan setiap laga timnas U-19 seolah sudah mutlak milik timnas Indonesia. Hasilnya, uforia yang sangat berlebihan dari seluruh elemen menjungkirbalikkan fakta, bahwa penggawa muda ternyata harus bertekuk lutut di hadapan publik sendiri dari tangan Thailand, dan mengantar U-19 hanya menjadi runner-up grup.

Di semi-final, pasukan Indra terpaksa sudah harus bertemu Malaysia. Saat laga, meski timnas U-19 sudah diperkuat Egy Maulana yang terbang dari Polandia dan dengan dukungan penuh suporter, ternyata tetap tak mampu mengantar pasukan U-19 lolos ke babak final. Harus kembali mengakui kekalahan dari Malaysia lewat adu tos-tosan.

Harapan kembali meraih tropi, pupus. Namun, yang lebih ironis, ternyata suporter yang tidak puas dengan hasil pertandingan langsung marah dan mengamuk. Kemarahan suporter diawali dengan membakar flare. Kemudian dilanjutkan dengan melemparkan botol minuman dan benda pecah-belah ke area lapangan yang sasarannya pemain dan ofisial Malaysia.

Tak urung, penyelenggaraan Piala AFF U-19 2018, Indonesia kembali sudah jatuh tertimpa tangga. Kalah dari musuh bebuyutan Malaysia, tercoreng oleh ulah suporter. Semua adalah akibat dari uforia yang berlebihan. Sikap jemawa para suporter yang berpikir bahwa timnas U-19 adalah jagoan yang pasti dapat mememangi pertandingan. Dan sikap percaya diri yang kelebihan dari Sang pelatih Indra Syafri.

Kerinduan suporter sepakbola nasional akan prestasi timnas yang sudah lama dinanti, akhirnya membutakan mata dan hati bahwa, timnas U-19 adalah anak-anak muda yang masih membutuhkan waktu untuk berkembang. Butuh pengalaman hingga nantinya menjadi pemain timnas senior yang dapat diandalkan. Sayang, talenta mumpuni anak-anak U-19 kurang dapat dimaksimalkan oleh Sang pelatih saat turun berlaga, karena adanya program rotasi dalam turnamen resmi. Semoga di Piala Asia nanti, Indra tidak mengulang kesalahan.

Langkah U-16 masih panjang

Peristiwa dukungan suporter yang akhirnya menjadi bumerang bagi penyelenggaraan Piala AFF U-19 karena ada kericuhan suporter dan gagalnya timnas U-19 menyabet tropi juara, bukan mustahil dapat terulang dalam Piala AFF U-16 yang akan bergulir besok.

Kendati kita semua tidak dapat serta merta menyalahkan suporter yang sangat militan mendukung timnas Indonesia dan haus prestasi, lalu berbuat anarkis saat timnas kalah, namun setidaknya, peristiwa dalam Piala AFF U-19 dapat menjadi pembelajaran untuk semua elemen saat penyelenggaraan Piala AFF U-16.

Agar tidak mengulang persitiwa, maka sebelum laga dimulai, alangkah baiknya, panitia di lingkungan stadion mengingatkan kembali agar para suporter yang hadir mendukung timnas U-16 dapat menjadi suporter yang cerdas dan sportif.

Kendati timnas U-16 bermodal pernah menjadi juara di dua turnamen sebelumnya, namun di Piala AFF U-16, semua lawan tentu akan menurunkan tim yang berbeda. Sehingga, kualitas lawan tentunya masih belum dapat tergambar sebelum laga pertama dimainkan.

11 tim yang terbagi ke dalam dua grup, tentu semuanya ingin menorehkan prestasi sebagai kekuatan Asia Tenggara. Terlebih ada Thailand, Vietnam, dan Malaysia yang sama-sama seperti timnas U-16 sedang bersiap diri menghadapi Piala Asia U-16.

Namun, bagi mereka, ajang Piala AFF U-16, bukan sekadar ajang untuk pemanasan menuju Piala Asia. Menjadi kampiun di Asia Tenggara juga merupakan barang mewah yang tidak mudah didapat. Tak terkecuali pasukan Fakhri, yang akan didukung penuh oleh seluruh suporter yang memerahkan stadion, pasti ingin menorehkan hattrick, dengan merebut juara Piala AFF.

Untuk itu, para suporter fanatik yang akan hadir langsung di stadion, harus benar-benar dapat menjadi suporter yang bijak. Menyadari siapa timnas yang akan didukungnya. Dapat menjadi suporter yang cerdas dan sportif. Mau berlapang dada dan menerima kekalahan bila ternyata kemampuan timnas U-16 belum seperti yang diharapkan.

Dukungan yang diharapkan untuk timnas U-16 adalah, baik dalam kondisi menang maupun kalah, suporter harus dapat bersikap seimbang. Bahkan, bila timnas menderita kekalahan, di sinilah letak kedewasaan suporter dibutuhkan untuk membangkitkan semangat penggawa muda yang langkahnya masih panjang.

Yang pasti, persitiwa ricuh dan dukungan yang berlebihan sehingga menjadi bumerang saat timnas U-19 harus kalah, wajib menjadi pembelajaran dan jangan sampai terulang saat ajang Piala AFF U-19 nanti.

Untuk Fakhri dan jajaran manajemen timnas U-16, laga dalam Piala AFF bukan pertandingan uji coba, tropinya pun sangat bergengsi untuk Asia Tenggara. Jadi, dalam setiap meladeni lawan, sejak babak penyisihan, turunkanlah selalu skuat terbaik. Jangan sekali-kali beralasan bahwa targetnya adalah Piala Asia dan di Piala AFF masih coba-coba.

Ayo seluruh suporter Indonesia, kita dukung timnas U-16. Jangan berlebihan, sewajarnya saja. Tidak ada ricuh, tidak ada anarkis. Kita lihat sejauh mana kualitas timnas U-16. 

Semoga ekspetasi seluruh pecinta sepakbola nasional agar timnas dapat meraih tropi terwujud. Buktikan anak-anak! Indonesia mendukungmu! Namun, jangan jadikan beban harus merengkuh tropi karena sebagai tuan rumah. Tetap bermain yang ramah, cerdas intelegensi dan personaliti, maka juara menjadi bukti. Bersatu mendukung dengan kepala dingin, dengan hati. Amin. Langkah pertama, libas Filipina!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun