Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia dari Junior sampai Senior Sudah Hebat

17 Juli 2018   15:19 Diperbarui: 17 Juli 2018   15:18 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kelemahan ini tidak menjadi.prioritas semua pelatih yang menanganinya, maka mustahil timnas akan berprestasi.

Selain itu, kesalahan pelatih dalam memasang komposisi pemain juga cukup berandil besar dalam menyumbang prestasi kekalahan timnas. Bukan prestasi menang dan juara, namun prestasi kalah.

Faktor pelatih memang menjadi sebab, mengapa timnas sulit berprestasi. Selain kurang dapat mengarahkan sisi.intelegensi dan personaliti.pemain. memasang komposisi pemainpun selalu coba-coba dan rotasi padahal sudah di even resmi. 

Siapa bilang teknik dan speed pemain timnas kita jelek.? Bila kita melihat seluruh kontestan di Piala Dunia, misal timnas U-23 kita juga masuk di Rusia? Yakim secara teknis dan kecepatan, pemain kita mampu meladeni lawan.

Tengok, Sang juara dunia baru, Perancis. Tidak perlu bermain bola dengan cantik. Tidak usah juga banyak menguasai bola. Tapi bermain dengan cerdas, teknik tinggi, personaliti/mental juara, dan speed/fisik.prima, krosia yang menang penguasaan bola, menang pengalaman, tetap dapat dijungkalkan. Perancis tetap.mengontrol jalannya laga. Menunggu dan memukul di saat yang tepat, hingga Kroasia kehabisan tenaga. Itulah pertunjukkan sepakbola dari Sang juara yang mumpuni di semua aspek. Teknik, intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS)

Nah, sepanjang pangamatan saya, bila seluruh pelatih timnas dapat menjinakkan kelemahan pemain binaannya dari segi TIPS khususnya cerdas otak dan sikap serta mampu menyusun pemain dengan komposisi yang tepat, maka timnas semua kelompok umur sulit dikalahkan.

Ayo seluruh pemain timnas, perangi diri Anda sendiri dari aspek intelegensi dan personaliti, karena teknis dan speed kalian sungguh sudah mumpuni.

Jadilah juara, rebut prestasi U-16 di Piala AFF 2018 yang akan kick off akhir Juli ini dan Piala Asia. U-23, genggamlah target empat besar Asean Games. U-19, raihlah mimpi menuju Piala Dunia U-20 via jalur Piala Asia U-19.

Kalian semua sudah hebat teknik dan speed. Hebatkan pula intelegensi dan personaliti, maka prestasi bukan mimpi. Kita tidak tertinggal oleh Malaysia. Tak tertinggal juga di Asia Tenggara, karena Thailand, Vietnampun sudah kalian singkirkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun