Tak seperti ingar bingar Piala AFF U-18 yang juga berlangsung di Indonesia, turnamen sepak bola putri antar negara di zona Asia Tenggara atau lebih dikenal dengan nama AFF Women Championship 2018 juga kkini tengah berlangsung di Indonesia. Bahkan telah kick off pada Sabtu (30/6/2018) di Stadion Jakabaring Palembang, Sumatra Selatan.
Timnas Putri kurang apresiasi
Sayang, turnamen yang akan berlangsung  hingga 13 Juli mendatang ini, kurang terekspos ke hadapan publik sepakbola nasional kalah publikasi dengan turnamen Piala AFF U-18. Bahkan siaran langsung dari stasiun televisi nasional pun tidak ada. Mengapa terkesan tidak ada upaya dari PSSI untuk lebih mendekatkan timnas putri kepada publik sepakbola nasional.
Miskinnya pembinaan hingga kompetisi berjenjang sepakbola di sektor putri baik oleh PSSI maupun pihak swasta hingga kurang dijualnya turnamen AFF WC 2018, padahal Indonesia berlaku sebagai tuan rumah, semakin menegaskan bahwa sepakbola putri masih menjadi anak tiri di negeri sendiri. Entah sampai kapan, PSSI tidur dari pembinaan dan kompetisi sepakbola putri, sementara di sektor putra saja, pembinaan dan kompetisi berjenjang sepakbola usia dini dan muda justru lebih kental dijual oleh pihak swasta.
Bila dalam ajang AFF WC 2018, meski menjadi tuan rumah, penggawa pertiwi tak torehkan prestasi, tentu tak akan ada yang disesali, karena tim pelatih menyiapkan para Srikandi dengan comot sana-comot sini yang tidak ada garansi menjadi pemain mumpuni standar timnas.
Beruntung, dalam laga awal, meladeni Singapura, para penggawa putri timnas tidak kalah dan bermain imbang. Untuk laga kedua sore nanti, mampukah timnas putri mengimbangi Vietnam? Lalu pada 5 Juli akan berlanjut melawan Myanmar, dan diakhiri melayani Filipina pada 9 Juli 2018 di tempat yang sama.
Andai timnas putri mampu lolos ke semifinal, ini adalah capaian luar biasa. Namun, kita lihat bagaimana langkah nanti sore. Yang pasti, bila PSSI dan media kurang mempublikasi laga-laga timnas putri, maka seluruh publik sepakbola nasional wajib memberikan apresiasi, bahwa Indonesia kini memiliki timnas putri yang sedang beraksi meski tak ada siaran televisi.
Seandainya ada televisi yang menyiarkan, barangkali, banyak Srikandi-Srikandi muda yang akan tertarik bermain sepakbola, mulia dengan lahirnya SSB atau klub sepakbola wanita dan adanya turnamen dan kompetisi sepakbola wanita secara berjenjang pula.
Timnas U-19 harus cerdas!
Bila kita semua miris dengan kondisi sepakbola putri, maka sepakbola pria, sejatinya senantiasa digadang-gadang berprestasi. Dalam laga awal Piala AFF U-18, pasukan Indra Syafri, kendati minus Egy, sejatinya di atas kertas dan fakta di lapangan dapat melumat Loas dengan sejumlah gol. Sayang, intelegensi/ kecerdasan pemain tetap menjadi kendala tim yang dipersiapakan untuk Final Piala Asia U-19 ini tetap kesulitan mencelposkan banyak gol ke gawang Laos.
Andai Indra dan pasukannya belajar dari kekalahan Jerman dari Korsel di Piala Dunia, maka bukan mustahil U-19 berpesta gol. Sayang miskinnya kecerdasan, membuat semua upaya mencetak gol menjadi buntu.