Hingga laga uji coba internasional terakhir meladeni Korea Selatan, ternyata Luis Milla masih kesulitan menghadirkan Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armaiyn bergabung dengan penggawa timnas lainnya.
Setali tiga uang, maka publik sepakbola nasionalpun kehilangan sosok Sang pengatur ritme dan serangan timnas. Sekalinya Evan dan Ilham bergabung dengan pasukan Merah Putih, Milla pun tak dapat menampilkan mereka berdua sebagai starting eleven, karena persoalan teknis.
Apakah kasus sulitnya Evan dan Ilham bergabung dengan timnas U-23 akan menghasilkan persoalan yang sama seperti kasus Mohamed Salah di timnas Mesir? Kendati sebab masalahnya berbeda, Evan dan Ilham sulit gabung di timnas karena klubnya, Selangor FA Malaysia tak mau melepas mereka. Sementara, Salah tak dapat bergabung dengan timnas Mesir dan harus berlatih sendiri karena pemulihan cidera.
Namun, buntut dari masalah yang berbeda tersebut, hasilnya serupa. Timnas U-23 jadi kehilangan fogur gelandang yang menjadi roh tim dan penyerang yang memiliki kecepatan. Akibatnya penyerang timnas U-23 sulit sekali menceploskan gol ke gawang lawan karena absennya Evan Dimas. Bahkan saat Evan sempat bergabung dalam laga uji coba, Milla yang gemar bereksperimenpun, mencoba Evan di posisi lain, yang hasilnya dapat kita lihat bersama, itu bukan posisi Evan.
Sama dengan Ilham Udin, kecepatannya dalam bermain sebagai striker, tak sering terlihat lagi, padahal Ilham adalah satu di antara solusi striker cepat Indonesia yang haus gol. Semua sebabnya adalah Selangor FA.
Untul Salah, karena harus berlatih terpisah dengan timnas Mesir, maka pelatih Hector Coper pun merasakan bahwa, saat Salah diturunkan smeladeni Rusia, Salah kurang nyetel beramain dalam tim. Cidera Salah cukup signifikan memengaruhi hasil, hingga Mesir tersingkir dari Piala Dunia setelah diempaskan Uruguay dan Rusia.
PSSI harus bertindak
Timnas U-23 yang digadang-gadang berprestasi dalam Asean Games, memang sangat membutuhkan sosok Evan Dimas dan Ilham Udin. Namun, dengan kondisi sperti yang sekarang terjadi, maka PSSI harus bertindak. Coba tengok kembali apa perjanjian Selangor FA dengan Ketua Umum PSSI saat itu.
Edy Rahmayadi, sangat kecewa karena Evan dan Ilham memilih untuk hijrah ke klub Malaysia.Kekecewaan Edy sampai muncul ke permukaan karena permainan Evan Dimas dan Ilham Udin bisa terbaca oleh pemain-pemain Malaysia yang memperkuat timnasnya. Terlebih lagi, Evan Dimas dan Ilham Udin merupakan dua pilar penting bagi timnas U-23 Indonesia untuk berlaga pada Asian Games 2018 yang ditargetkan untuk lolos hingga babak semifinal.
PSSI
"Siapa mereka? Seenaknya saja mengontrak-ngontrak," kata Edy di Kantor Makostrad, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2017) malam WIB.
Kegeraman mantan Pangkostrad TNI ini, kini menjadi kenyataan. Evan Dimas dan Ilham Udin yang tengah berkompetisi di Liga Super Malaysia 2018 bersama Selangor FA, ternyata sulit memenuhi kewajibannya untuk membela timnas U-23 Indonesia dalam pelatnas maupun laga uji coba. Selangor FA ingkar dengan diskusi bersama Edy, dan lebih memilih menahan Evan dan Ilham berkompetisi di Malaysia.
Memang faktanya FA sedang berkompetisi, namun adakah udang di balik batu dari pihak Malaysia secara terselubung? Karena Evan dan Ilham adalah pilar timnas U-23. Kita semua mahfum bahwa Malaysia adalah musuh bebuyutan timnas, mereka punya segala daya upaya untuk menyikirkan timnas. Adakah pencekalan Evan dan Ilham oleh Selangor FA juga bagian dari intrik mereka, Malaysia?
Hasil pertemuan PSSI dan Selangor saat itu?
Publik sepakbola nasional sejatinya sudah tahu, bahwa menyangkut Evan dan Ilham, PSSI telah menggelar pertemuan dengan Selangor FA dan hasilnya, Selangor FA disebut siap melepas kedua pemain itu ke timnas Indonesia untuk persiapan Asian Games 2018.
Saat itu, pertemuan antara PSSI dan Selangor FA berlangsung tertutup di Jakarta, Rabu (3/1/2018) malam WIB. PSSI diwakili langsung oleh ketua umumnya, Edy Rahmayadi, Selangor FA ada sang presiden klub, Dato Sri Subahan. Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan dari polemik transfer Evan dan Ilham ke Selangor yang sempat menjadi kontroversi. Sebab, PSSI seolah tak memberikan restu karena keduanya merupakan pemain proyeksi Asian Games sehingga dikhawatirkan tak bisa mengikuti persiapan.
Datopun berujar, Selangor FA tak ada masalah untuk melepas Evan dan Ilham ke timnas Indonesia jika dibutuhkan."Selangor FA akan mengikuti arahan dari Ketua Umum PSSI terkait penyesuaian jadwal dan durasi pelepasan pemain yang nantinya akan ditetapkan PSSI.
Edy pun berterima kasih kepada Selangor yang telah mengerti dengan kondisi saat ini, di mana Indonesia akan menjadi tuan rumah sehingga membutuhkan pemain-pemain tersebut.
Nah, dari deskripsi hasil pertemuan PSSI dan Selangor FA cukup jelas, namun mengapa Selangor FA kini terkesan ingkar?
Persiapan menuju Asean Games semakin mendesak. Apa sikap PSSI sekarang karena Edy sedang cuti. Kekhawatiran Edy setidaknya kini sudah terbukti. Milla sulit mendatangkan Evan dan Ilham bergabung dengan rekannya di timnas U-23 pun berlaga dalam laga uji coba.
Mohamed Salah pemain profesional dan pemain kelas dunia. Faktanya tak berdaya karena kurang menyatu dengan rekan-rekannya saat Mesir bertanding di evant yang genting, sebab tak memiliki waktu cukup untuk berlatih bersama. Hasilnya, Mesir tersingkir dari Piala Dunia.
Apakah PSSI akan membiarkan Evan dan Ilham terpenjara dan tak memiliki waktu berlatih dan beruji coba bersama rekannya. Lalu, timnas U-23 tersingkir babak awal juga seperti Mesir? PSSI, pilih yang mana? Ayo bersikap terhadap Selangor FA. Tak perlu bicara aturan FIFA, tapi tengok apa yang sudah dibicarakan Selangor dengan Edy Rahmayadi sebelumnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H